Wakil Presiden Boediono meminta operasional Bandara Internasional Lombok (BIL) di Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak lagi tertunda. "Saya harapkan jajaran Angkasa Pura memegang teguh jadwal, kalau ada masalah segera diungkapkan ke mitra, jangan ada penundaan-penundaan. Lebih cepat lebih baik," kata Wapres Boediono saat meninjau BIL di Praya, Lombok Tengah, Senin (11/7/2011).
Menurut Wapres, BIL ini penting bagi pembangunan ekonomi di NTB. Apalagi, dengan keinginan NTB untuk menjadikan pembangunan pariwisata sebagai prioritas. "Saya dari awal merasakan ini titik kunci dari pembangunan selanjutnya di NTB. Ini sangat strategis, apalagi kalau Lombok dijadikan koridor dengan tumpuan turisme, ini tidak bisa tidak (pembangunan bandara)," kata Wapres.
Wapres kemudian melakukan peninjauan dengan berkeliling gedung terminal BIL yang masih belum selesai.
Direktur Operasional dan Teknik Angkasa Pura I, Haryoso Catur Prayitno mengatakan, operasi penuh dijadwalkan pada 1 Oktober 2011, sedangkan simulasi dilakukan pada 5-8 September 2011.
BIL berada di lahan seluas 551 hektare. Terdapat landasan yang dapat didarati pesawat Airbus 330 atau Boeing 737. Bandara ini mampu menampung 10 pesawat. Selain itu juga mampu menampung tiga juta penumpang setiap tahun.
Gubernur NTB Zainul Majdi mengatakan Bandara Selaparang yang saat ini digunakan sudah tidak lagi mampu menampung jumlah orang yang lalu lalang dari dan ke Pulau Lombok.
Menurut gubernur, Bandara Selaparang hanya berkapasitas 800 ribu orang per tahun sementara jumlah penumpang saat ini mencapai 1,2 juta orang, sehingga perlu bandara baru untuk menampung arus penumpang dari dan ke Pulau Lombok.
(Kompas)