Manajemen PT Angkasa Pura I menutup operasional Bandara Sam Ratulangi sejak pukul 12.00 Wita, Minggu (3/7/2011), menyusul meletusnya Gunung Soputan di Kabupaten Mitra, pukul 06.00 Wita.
Penutupan hingga hari ini, Senin (4/7) pukul 07.00 Wita. Namun jika masih terdapat abu letusan, pengelona akan memperpanjang waktu penutupan.
"Kita melihat keadaan cuaca esok, kalau cuaca sudah membaik, kita akan jalan. Tapi kalau cuaca masih diliputi abu vulkanik kita masih akan tutup," kata Djoefri Wagino, Airport Duty Manager, kemarin.
Ia menambahkan penutupan tersebut sengaja dilakukan untuk menghindari gangguan pada mesin pesawat. selain itu juga menjaga keselamatan para penumpang. Penutupan bandara dilakukan sejak pukul 12.00 wita.
"Sejak pukul 12.00 tidak ada pesawat yang berangkat maupun yang pergi. kita sudah melakukan penutupan sejak tadi siang sambil melihat perkembangan besok,." ujarnya.
Selain menutup, pihaknya juga mengelurkan Notam. "Ini sesuai Notice to airman (notam) yang dikeluarkan pukul 12.00 sampai 15.00 wita. bisa berubah sesuai keadaan debunya, bisa lebih cepat bahkan bisa lebih lama." jelasnya. Maskapai Garuda di Manado langsung merespon dengan menginapkan penumpangnya ke Hotel Novotel dan Hotel Sintesa Peninsula.
"Semua penerbangan untuk sementara di batalkan sambil berkoordinasi dengan Perum Angkas Pura (PAP)," kata General Manager Garuda Branch Office Manado, Piktor Sitohang.
Penutupan dilakukan lewat Notice to Airman (NOTAM). Terdapat lima pesawat sempat berangkat, kelima pesawat masing-masing Lion Air JT 771 tujuan Manado-Jakarta (direct), Lion Air JT 741 tujuan Manado-Makassar-Denpasar, Garuda GA 607 tujuan Manado Jakarta (direct), Sriwijaya dengan tujuan Manado-Surabaya, serta pesawat Batavia tujuan Manado-Balikpapan.
Sementara empat pesawat lainnya tertahan di apron bandara akibat debu letusan Gunung Soputan. Pesawat yang tertahan adalah Lion JT 748 tujuan Surabaya, Lion JT 775 tujuan Jakarta, Sriwijaya tujuan Ternate dan Garuda tujuan Ternate.
(Tribunnews)