"Menambah pesawat cadangan di beberapa bandara, itulah yang diartikan sebagai grounded. Kedua untuk menambah on time performance atau penanganan di darat lebih tepat dan cepat. Semuanya untuk meningkatkan pelayan dan itu bagian dari proses koordinasi kita dengan Kementerian Perhubungan untuk mengurangi terjadinya delay," kata Direktur Umum Lion Air Eward Sirait saat dihubungi Rakyat Merdeka di Jakarta, kemarin.
Menurut Edward, jumlah 13 pesawat itu merupakan jumlah maksimal yang bisa dihitung. Namun, jumlah tersebut bisa berubah-rubah karena Lion Air akan terus mengutamakan layanan pada masyarakat.
Edward menjelaskan, 13 pesawat itu perlu di jadikan cadangan khusus. Berdasarkan logika di air lines, sebenarnya bukan grounded karena jika pesawat perlu perbaikan, maka mau tidak mau harus terbang sesuai jadwal. Karena itulah, perlu cadangan khusus pesawat.
Di industri penerbangan, kata dia,tidak ada jadwal penerbangan yang tepat hingga 100 persen. Semua penerbangan dipastikan terjadi delay. Delay juga bisa terjadi karena cuaca atau seuatu hal yang tak diduga. Jika on time performancenya mencapai 90 persen, maka dinilai sangat luar biasa. Dengan adanya grounded tersebut, Lion Air berharap, on time performancenya bisa di atas 80 persen karena saat ini jauh berada di bawah 80 persen.Karena seringnya mengalami keterlambatan terbang atau delay.
(Fajar Online)