Proyek kereta api (KA) bandara ruas Manggarai hingga Soekarno-Hatta (Jakarta) sepanjang 19 kilometer yang tertunda cukup lama akhirnya diserahkan kepada konsorsium badan usaha milik negara (BUMN). Yakni PT Kereta Api dan PT Angkasa Pura II. Penunjukan langsung ini didasarkan kepada peraturan presiden (Perpres).
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Tundjung Inderawan mengatakan, kedua BUMN nantinya akan membangun rel KA mulai dari Stasiun Duri, Jakarta Barat menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten sepanjang 7 kilometer. Sedangkan dari Stasiun Duri menuju Manggarai, menggunakan rel yang ada.
"Proyek itu akan kami serahkan setelah terbitnya Perpres. Karena hanya dengan dasar ini, penunjukan langsung bisa dilakukan atau sifatnya mendesak," katanya Selasa (28/6), saat meninjau lokasi proyek KA Bandara bersama anggota Komisi V DPR.
Dia mengaku optimis, kebijakan penunjukan langsung akan mempercepat pelaksanaan proyek. Selain berpengalaman, kedua bUMN juga memiliki anggaran untuk membangun jaringan kereta. Jaringan KA Bandara akan menggunakan jalur ganda, sehingga percepatan arus pelayanan bisa dioptimalkan dan semua ruas yang dilewati akan disterilkan.
"Semua ruas rel akan kami amankan dengan pagar beton. Rumah-rumah kumuh yang sekarang ini ada di sekitar jalan akan kembali kami bersihkan," tutur Tundjung.
Pembangunan rel sepanjang 7 kilometer memakan dana Rp 280 miliar untuk setiap ruas. "Karena jalur ganda, jadi dikali dua saja. Ini luar biaya untuk pembangunan stasiun dan gerbong kereta," kata dia.
Menurut Tundjung, proyek KA Bandara ini diperkirakan bisa dimulai pada tahun depan. Dengan target pembangunan selama 2 tahun, maka KA Bandaraa dapat dioperasikan pada akhir 2013. Pada 2010, lalu Ditjen Perkeretaapian Kemenhub menganggarkan dana Rp 18,6 miliar untuk pembangunan KA Bandara.
Sedangkan pada 2011, anggaran yang disiapkan sebesar Rp 28,2 miliar. Bahkan untuk 2012 dan 2013, pemerintah juga akan menganggarkan dana untuk KA Bandara.
(Suara Karya Online)