Sikap tersebut langsung diutarakan General Manager PT Angkasa Pura II Bandara Polonia, Bram Bharoto, dihadapan Komisi C DPRD Sumut, hari ini, yang turut dihadiri satker proyek Bandara Kuala Namu Deli Serdang. Dia juga mengatakan kalau bandara saat ini sudah seperti pool taksi karena taksi yang parkir sembarangan. Namun, pihaknya mengaku tidak bisa berbuat apa-apa.
Begitu pun, pihaknya tetap mengutamakan pelayanan. Meskipun untuk keamanan, secara personil, mereka masih kurang memadai untuk melakukan penertiban di bandara. Saat ini, katanya, pihaknya hanya memiliki 96 orang petugas keamanan. Jumlah tersebut, masih sangat minim, dari yang diharapkan.
Dalam kesempatan yang sama dia menambahkan, dirinya sudah berulang kali memperingatkan hal tersebut. Termasuk dengan mengeluarkan surat edaran, namun juga hasilnya belum maksimal. Oleh sebab itu, tak jarang dia turun langsung ke lapangan, terutama di malam hari untuk memantau kemanan dan ketertiban di kawasan bandara.
"Saya kadang-kadang jadi seperti teroris kalau malam supaya para petugas yang ada waspada," ujarnya.
Pihaknya juga mengharapkan Bandara Kuala Namu akan selesai 2012 mendatang karena Polonia dinilai kurang aman untuk penerbangan karena dekat pemukiman warga. "Pembinaan lingkungan warga agak susah, seperti banyak anak-anak bermain layang-layang yang berpotensi mengganggu kemanan penerbangan," tandasnya.
Sejumlah kalangan mengeluhkan rendahnya kualitas pelayanan publik Bandara Polonia yang dikelola oleh Angkasa Pura II padahal, AP mengutip airport tax dari setiap penumpang yang akan menggunakan jasa Bandara Polonia yakni Rp35.000 untuk penumpang dalam negeri per orang dan Rp75.000 per orang untuk penumpang luar negeri.
(Waspada Online)