Kepala Dinas Perhubungan Prov. Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan, untuk tahap awal, membutuhkan dana hingga Rp 1,5 triliun. Itu untuk pembangunan sisi udara dan sisi darat Bandara Kertajati Internasional. "Dana itu berasal dari APBN. Soal jumlah dana yang akan turun, kami belum tahu apakah disetujui sebesar itu atau tidak. Kami sudah membicarakannya dengan Bappenas," katanya di sela-sela Rapat Paripurna di Gedung DPRD Prov. Jabar, Senin (11/7) siang.
Untuk sisi udara, fokus pembangunan diutamakan pada Run Way (3.000 meter) dan Taxi Way (3.500 meter). Sementara sisi darat, di tahap pertama nanti, diperkirakan memakan dana Rp 400 miliar. "Total dana yang dibutuhkan untuk pembangunan bandara ini mencapai delapan triliun rupiah. Pemerintah daerah juga berkewajiban mencari investor swasta untuk memulai pembangunan fisik terminal pada tahap awal. Dana yang diperlukan mencapai Rp 400 Miliar," ujar Dicky.
Dicky berharap, semua pembiayaan sisi udara dan darat bersumber dari APBN. Namun jika tidak bisa, dibagi menjadi dua yaitu sisi udara oleh APBN dan sisi darat oleh swasta. Proses pembangunan diperkirakan berlangsung selama tiga tahun. "Kalau semua lancar, mudah-mudahan tahun 2015 bandara ini sudah bisa digunakan," katanya.
Dicky menjelaskan, studi kelayakan bandara tersebut telah dilakukan sejak tahun 2004. Ijin lokasi Penetapan Lokasi Bandar sudah dikeluarkan Departemen Perhubungan sejak 17 Mei 2005. Bandara internasional Kertajati akan melayani penumpang dan cargo dengan sistem double runway hingga 4.000 meter. "Bandara ini akan membutuhkan lahan seluas 1.800 hektar. Nanti pesawat jenis Boeing 737-400 hingga Airbus pun bisa masuk," katanya.
(Pikiran Rakyat)