Menteri BUMN Mustafa Abubakar mendorong PT Merpati Nusantara Airlines (Merpati) bekerja sama untuk penggunaan pesawat N-219 produksi PT Dirgantara Indonesia (PTDI).
"Walau masih terlalu dini namun kerja sama antara Merpati dan PT DI akan merupakan sinergi saling menguntungkan. Mereka akan segera menandatangani kontrak kerja produksi 20 unit N-219 oleh PT DI untuk memenuhi kebutuhan Merpati," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, seusai Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR, di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Senin (4/7).
Menurut Mustafa, sinergi merupakan salah satu langkah yang harus ditempuh sehingga restrukturisasi yang sedang dilakukan terhadap kedua perusahaan tersebut mencapai hasil lebih maksimal.
Pada kesempatan itu pemerintah bersama dengan Komisi VI DPR menyetujui suntikan dana dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada Merpati sebesar Rp516 miliar, sedangkan PTDI diusulkan mendapatkan PMN sekitar Rp2 triiun dari APBN 2012.
Direktur Utama Merpati Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengakui pihaknya membutuhkan sebanyak 20 unit pesawat baru dalam rangka ekspansi rute yang sudah dimiliki saat ini.
"Dalam rencana bisnis perusahaan Merpati 20 unit pesawat berkapasitas 20 tempat duduk. PTDI kami lihat mampu memenuhi permintaan kami pada 2014-2015," ujarnya.
Menurutnya, harga satu unit N-219 berkisar US$4 juta sehingga butuh dana sekitar US$80 juta untuk 20 unit. "Dananya tentu akan kami cari. Ini di luar dari PMN yang kami terima nanti sebesar Rp516 miliar itu," ujar Sardjono.
Sebelumnya Merpati menghadapi tudingan negatif mengenai pembelian pesawat MA-60 dari China. Pembelian itu menjadi perpincangan setelah pesawat produksi Negeri Tirai Bambu itu jatuh dan menewaskan seluruh penumpang.
Terkait pesangan Merpati itu, Head of Structure Design PT Dirgantara Indonesia Budi Sampurno mengatakan pesawat N-219 diperkirakan akan mengudara secepatnya pada 2014.
PT DI menyebut akan segera menyelesaikan produksi pesawat tersebut dan segera akan menjalani proses sertifikasi pada 2013. Budi menambahkan untuk penjualan tahun pertama di 2014 pesawat baru ini akan dipasarkan di dalam negeri. "Untuk tahun 2014, targetnya lokal dulu. Untuk sipil sebanyak 97 pesawat, untuk militer 57 pesawat," ujar Budi.
(Media Indonesia)