Bupati Belitung, Darmansyah Husein mengatakan Bandara Hanandjoeddin Tanjungpandan terlalu pendek dan tidak cocok lagi. Terlebih bila melihat potensi pariwisata Belitung yang luar biasa.
Pendeknya lintasan bandara menurut Darmansyah membuat para penerbang menerapkan positif landing. Salah satu teknik pendaratan pesawat yang menimbulkan hempasan yang sangat terasa dalam kabin penumpang.
"Namanya positif landing, itu adalah landing yang sip menurut orang penerbangan tapi sangat tidak nyaman untuk kita-kita yang naik," ujar Darmansyah dalam sambutannya diacara peresmian terminal penumpang Laskar Pelangi, Pelabuhan Laskar Pelangi Tanjungpandan, Sabtu (11/6/2011) pagi.
Ia mengatakan sejak dua tahun lalu usulan perpanjangan lintasan bandara sudah diajukan ke pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan. Usulan itu masuk dalam grand design bandara dengan arsitektur terminal yang futuristik. Namun usulan itu hingga kini belum ditindaklajuti oleh pusat.
Tak hanya itu, Darmansyah juga mengungkapkan bahwa maskapai penerbangan Garuda sudah menyatakan minatnya untuk membuka rute di Bandara Hanandjoedin. Namun keinginan Garuda mentok karena Kementrian Perhubungan ingin fokus pengembangan rute diarahkan ke wilayah Indonesia timur.
Sekian banyak kesempatan yang dimiliki Belitung terlewatkan. Namun menurut Darmansyah masih ada harapan saat Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) datang ke Belitung untuk mengikuti acara Sail Wakatobi-Belitung, bulan Oktober 2011 mendatang.
Darmansyah berharap SBY merasakan hempasan yang biasa dirasakan penumpang saat mendarat di bandara Hanandjoedin. Dengan begitu ada peluang munculnya instruksi dari SBY kepada Menteri Perhubungan, Freddy Numberi untuk memperpanjang lintasan bandara.
"Saya menunggu Pak SBY dihempaskan, dengan begitu baru dia (SBY) bilang sama Pak Freddy Numberi. Hey you perpanjang dong ini, gak enak nih, ini bandara sudah nggak cocok, sudah nggak cocok lagi untuk satu kawasan wisata yang luar biasa potensinya," jelas Darmansyah di hadapan undangan.
Saat dikomfirmasi usai acara peresmian, Darmansyah mengaku pernyataannya soal SBY memang agak kasar.
Namun itu disampaikan dengan harapan agar SBY ikut merasakan kondisi masyarakat saat mendarat di bandara Hanandjoedin.
"Jadi itu tadik, bahasa saya memang agak kasar, biar aja, biar SBY nanti dia merasakan tidak enaknya," jelasnya.
Selain itu Darmansyah juga mengatakan sudah pernah mendengarkan presentasi konsultan masterplan bandara Hanandjoedin. Dalam presentasi itu konsultan menyatakan berdasarkan prediksi jumlah penumpang makan pembangunan bandara baru bisa dilakukan dalam jangka waktu 5-10 tahun yang akan datang.
Namun Darmansyah mengaku tidak setuju dengan pendapat itu. Menurut dia prediksi jumlah penumpang yang disampaikan oleh konsultan terlalu konservatif dan linier. Pertumbuhan jumlah penumpang justru akan lebih cepat saat pemda mendorong masuknya investasi bidang pariwisata.
"Kalau investasi bidang pariwisata sudah di dorong ini tidak liner, ini pasti akan parabola, akan naik, paling tidak multiple regresi," pungkas Darmansyah.
Terpisah, Kepala Bandara Hanandjoedin, Suharyadi Partodiyo mengatakan pernyataan Darmansyah cukup beralasan. Pendaratan pesawat akan lebih baik Jika bandara memiliki lintasan lebih panjang karena pengereman dilakukan dengan pendekatan yang berbeda.
Namun menurut dia memperpanjang landasan bukanlah pekerjaan mudah dan butuh proses yang panjang. Suharyadi mengatakan setidaknya saat ini pihaknya masih berjalan sesuai dengan master plan pembangunan bandara Hanandjoedin yang dibuat tahun 2008.
"Semakin panjang semakin baik, dan perlu diingat memperpanjang landasan itu biayanya besar, perawatannya juga mahal," jelas Suharyadi kepada Bangka Pos Grup, Sabtu (11/6/2011).
Berdasarkan masterplan lanjutnya, salah satu tahap awal pembangunan bandara adalah memperlebar landasan. Tahun ini, pelebaran dilakukan di sisi barat dengan menambah 7,5 meter masing di kiri kanan landasan yang semula selebar 30 meter. Ia menjelaskan landasan diatas 1800 meter harus memiliki lebar landasan 45 meter. Sementara tahun depan bagian sisi barat yang bakal ikut dilebarkan.
Suharyadi menyatakan kondisi lintasan bandara saat ini sangat memadai dan memenuhi kualifikasi yang ditentukan. Dengan panjang lintasan saat ini sepanjag 2000 meter, setidaknya bisa digunakan untuk pesawat Boeing seri 300, 400, dan 500.
"Semua izin pesawat di sini sudah disesuaikan dengan kapasitas bandara, kalau tidak memenuhi syarat, nggak mungkin dikasih ijin mendarat dan kita setiap tahun diaudit oleh pusat," jelas Suharyadi
Ia mengatakn berdasarkan masterplan, kegiatan perpanjangan landasan baru hingga 2250 meter akan dilakukan tahun 2020. Namun menurut Suharyadi rencana itu bisa dipercepat bila melihat pertumbuhan penumpang dan kondisi Belitung yang sudah ditetapkan sebagai salah satu destinasi wisata Indonesia selain Bali dan Lombok.
Ia mengatakan paling cepat perpanjangan bandara itu baru bisa dilakukan tahun 2013. Namun itu harus dimulai dengan pengurukan tanah karena bagian ujung landasan sisi utara turun sekitar 3 meter dari landasan yang ada sekarang. Kegiatan pengurukan setidaknya harus berjalan satu tahun untuk mendapatkan kekerasan tanah yang ideal untuk pembangunan landasan.
"Rencana itu semua tidak menutup kemungkinan untuk dipercepat, kalau memang didukung dengan opini di tingkat atas, termasuk juga DPR," pungkas Suharyadi.
(Tribunnews)