Pemerintah akan menyuntikkan dana sekitar Rp5,1 triliun untuk menyehatkan BUMN strategis di bidang penerbangan, PT Dirgantara Indonesia (DI). "Sekarang masih dalam proses," ujar Menperin, MS Hidayat, usai membuka pameran dan seminar industri permesinan dan alat transportasi, di Jakarta, Selasa (21/6).
Ia menjelaskan usul penyuntikan dana dalam bentuk penyertaaan modal pemerintah dengan mengambilalih utang PT DI menjadi modal pemerintah tersebut, telah disampaikan ke Komisi VI DPR.
Saat ini, kata dia, Kementerian Keuangan tengah mempelajarinya. "PT DI harus disehatkan dulu agar bankable (memenuhi persyaratan perbankan), sehingga produksi bisa dilakukan tanpa beban masa lalu," ujar Hidayat.
Ia optimis bila PT DI sehat, maka bisa membangun pesawat komersial yang memiliki daya saing tinggi. "PT DI telah menguasai teknologi (pembuatan pesawat) dan telah memiliki sertifikat FAA," ujar Hidayat. Ia bahkan memperkirakan produksi pesawat PT DI lebih baik dan berdaya saing dibandingkan pesawat MA-60 buatan China.
"Bila ingin industri pertahanan maju, maka harus dibenahi satu per satu," ujarnya. Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan Indonesia akan mengembangkan pesawat dengan teknologi yang matang dan menggunkan kandungan lokal yang tinggi.
"Pesawat itu diharapkan mampu menjelajah seluruh wilayah Indonesia, terutama bagian timur, yang memiliki fasilitas bandara yang minim dan medan bergunung-gunung," kata Hidayat.
Lebih jauh ia mengatakan selain PT DI, Kementerian Perindustrian juga telah mengusulkan merevitalisasi industri strategis terkait pertahanan, seperti PT PAL dan Pindad. "Ada 5-6 perusahaan industri strategis yang semuanya BUMN, yang perlu dibenahi satu per satu," katanya.
(analisadaily.com)