Para calo tiket membuat resah para penumpang pesawat. Ironisnya para calo ini mengenakan semacam kartu identitas dari bandara.
Seperti pengakuan Yudi Krisandi, salah satu calon penumpang yang melihat praktik percaloan makin banyak.
''Tidak hanya pas liburan sekolah. Hari biasa juga penuh dengan calo tiket yang menawarkan tiket pesawat. Mereka begitu bebas berkeliaran,'' ujar Yudi.
Dari pengalamannya, apabila loket di maskapai penerbangan selalu mengaku telah kehabisan tiket, sementara para calo bisa mendapatkan tiket dengan mudahnya.
Harga tiket pun lewat calo dinaikkan rata-rata Rp200 ribu dari harga yang ditetapkan maskapai penerbangan. ''Calo menawarkan harga cukup bervariasi. Harga tiket rata-rata dinaikkan sekitar Rp200 ribu,'' jelas Yudi.
Tidak hanya Yudi yang mengeluhkan praktik percaloan. Beberapa penumpang mengaku sama. Mereka meminta pemerintah daerah bisa menertibkan para calo tersebut.
Sementara itu Distrik Manager Sriwijaya Air Fredy De Hart membantah tiket pesawat yang dijual telah dikuasai calo.
Menurutnya, maskapai Sriwijaya Air tidak memberlakukan lagi sistem blok tiket ke agen-agen penjualan tiket.
''Mudahnya calo mendapatkan tiket, kami sama sekali tidak tahu. Dan tidak ada keterlibatan orang dalam. Apalagi sekarang kami menggunakan sistem baru. Jadi hal itu tidak mungkin,'' bantah Fredy.
Dia mengharapkan kepada para penumpang khususnya Sriwijaya untuktidak membeli tiket dari para calo. Perusahaan tersebut tidak bertanggungjawab atas penjualan tiket lewat calo.
''Kami tidak bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan lantaran membeli tiket dari calo. Lantaran nama penumpang berbeda dengan nama di tiket,'' imbau Fredy.
Adapun harga tiket musim liburan sejak 25 Juni hingga 19 Juli nanti berkisar antara Rp750 ribu hingga Rp950 ribu.
(Media Indonesia)