BAHAN BAKAR. Avtur naik seiring naiknya harga minyak dunia.
Ketua Bidang Penerbangan Association of the Indonesia Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulsel, Bambang Hariyanto, Rabu 23 Maret mengatakan, kenaikan tarif ini tentu akan berpengaruh terhadap seat load factor maskapai penerbangan, juga memberatkan penumpang yang menggunakan pesawat sebagai moda transportasi.
"Sriwijaya Air misalnya, mulai Senin 14 Maret lalu telah menaikkan harga tiket untuk semua penerbangan kelas ekonomi sekitar Rp30 ribu, sementara beberapa maskapai lain seperti Garuda Indonesia menaikkan tarif sekitar 5 persen," kata Bambang.
Menurutnya, persaingan harga tiket ke depan akan semakin ketat, maskapai harus adu strategi untuk menjaring penumpang agar tetap loyal. Masalah harga tiket memang sensitif, beda sedikit saja calon penumpang bisa pindah ke maskapai lain. "Informasi yang kami peroleh bahwa maskapai penerbangan di bawah INACA akan meminta kepada pemerintah agar meninjau kembali tarif jasa penerbangan yang sekarang sudah berlaku berdasarkan Keputusan Menteri No 26 Tahun 2010," jelasnya.
Kenaikan tarif itu, tergantung pada kebijakan pemerintah dan otoritas penerbangan. Tarif memiliki batas atas yang ditentukan di Keputusan Menteri Nomor 26 Tahun 2010 tentang Tarif Batas Atas Pesawat Ekonomi yang tidak bisa diubah maskapai. Pada pasal 7 Keputusan Menteri Nomor 26 Tahun 2010 tertulis bahwa besaran tarif dapat berubah jika perubahan terhadap harga avtur telah mencapai lebih dari Rp10 ribu per liter dalam jangka waktu tiga bulan berturut-turut.
Sejumlah maskapai penerbangan di Amerika Serikat sendiri sudah menaikan tarif terkait melonjaknya harga minyak dunia.
Dihubungi terpisah, General Manager Garuda Indonesia Makassar, Rismondari, mengakui telah melakukan penyesuaian tarif berdasarkan fuel surcharge. Kenaikan tarif sejak 17 Maret sekitar 15 persen. (asw)
(fajar.co.id)
Mau booking tiket pesawat sekaligus menjadi agen penjualan tiket pesawat secara online, murah, mudah, dan cepat? KLIK DISINI untuk mendapatkan informasi selengkapnya.