Maskapai penerbangan terpaksa membuat kebijakan mengurangi beban muatan kargo pesawat, untuk mengantisipasi dampak negatif dari cuaca buruk di Medan dan sekitarnya akhir-akhir ini.
Staf penerbangan Garuda Indonesia, Darius, mengatakan bahwa cuaca ekstrem cukup berdampak bagi sejumlah maskapai penerbangan di Bandara Polonia Medan. Kondisi itu berpengaruh besar pada pergerakan pesawat baik saat take off maupun landing. Jika hujan terus mengguyur kawasan bandara, maka landasan pacu (runway) menjadi licin. Saat kecepatan penuh (full speed), ban pesawat bisa tergelincir.Jadi, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengurangi beban pesawat melalui barang bawaan yang ada di kargo. "Kalau kondisi cuaca demikian, barang-barang kiriman (kargo) harus dikurangi agar pesawat dengan mudah lepas landas di bandara itu,"ujarnya, pagi ini.
Humas Angkasa Pura (AP) II Bandara Polonia Medan Firdaus mengatakan, tidak ada imbauan khusus terkait cuaca buruk di sekitar bandara, termasuk kebijakan mengurangi beban muatan kepada maskapai. Kalau pun ada kebijakan itu,menurut dia, hanya bagian dari inisiatif masing-masing perusahaan penerbangan. Sebab, kondisi cuaca yang saat ini dinilai belum mengkhawatirkan. Sementara itu,Kepala Data dan Informasi pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan Firman AMG memprakirakan curah hujan masih sangat tinggi, terutama di sepanjang pesisir timur Sumatera.
Anomali cuaca masih sering terjadi selama April, namun belum mengganggu penerbangan. Selain itu, berdasarkan perkiraan BMKG Wilayah I, intensitas curah hujan yang meningkat, membuat potensi banjir bandang masih dimungkinkan terjadi. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada pertengahan April 2011.
Sementara itu, masalah cuaca, menurut salah seorang capten pilot dan crew pesawat menjadi cemas, terutama saat penerbangan hendak landing dan take off, melalui landasan pacu Bandara Poloni Medan.
Kondisi cuaca sejak dua minggu belakangan ini, pada sore hari agak gelap akibat pempunan awan rendah, menyebabkan suasana Bandara Polonia Medan, berkabut dan capten pilot memutar-mutar pesawat di udara saat akan mendarat.
"Gangguan pada penerbangan hingga saat ini belum ada, namun saya merasa cemas dengan kondisi cuaca tersebut," kata Aria, Capten Pilot penerbangan Lion Air, di Bandara Polonia Medan dari Jakarta.
Kata Aria, kebetulan saja pihaknya kadang-kadang mendarat di Medan pada siang dan ada juga pada sore hari.
Kecemasan tersebut karena lampu pemandu pesawat atau Instrumen Landing System (ILS) saat mendarat di ujung landasan pacu (runway) 05 Bandara Polonia Medan dalam kondisi tertutup awan apalagi dalam suasana hujan deras.
Dapat dibayangkan walau dalam kondisi bagaimanapun, crew harus dapat menenangkan penumpang apalagi pesawat jenis ER-900 jumlah penumpang 217 orang.
(Waspada online)