Kendati demikian, ada batasan untuk siapa yang boleh dan tidak boleh terbang selama hamil. Mereka yang kehamilannya tidak berisiko boleh terbang kapan saja. Namun, American College of Obstetricians and Gynecology merekomendasikan, ibu hamil jangan melakukan penerbangan menjelang waktu persalinan atau kehamilan di atas 36 minggu.
Ibu hamil yang termasuk dalam kategori "berisiko tinggi", yakni menderita diabetes, penyakit sickle cell, plasenta tidak normal, menderita hipertensi, atau yang berisiko melahirkan prematur, tidak dianjurkan melakukan penerbangan.
Berikut beberapa tips untuk mendukung kenyamanan calon ibu selama penerbangan yang dikutip dari situs pregnancy-info:
- Naik pesawat di tri semester pertama pada dasarnya aman, namun di usia ini biasanya ibu hamil masih mengalami morning sickness. Karena itu, sangat diperlukan kantong untuk berjaga-jaga bila mengalami mual.
- Kenakan pakaian yang longgar dan nyaman.
- Hindari melipat kaki selama di pesawat agar peredaran darah tetap lancar. Anda juga bisa berjalan-jalan di pesawat setiap satu jam sekali dan lakukan peregangan ringan setiap 30 menit.
- Minum cukup air putih untuk mencegah dehidrasi.
- Duduklah di gang karena lebih sedikit guncangan.
- Hindari duduk di dekat pintu darurat. Untuk alasan ini Federal Aviation Administration telah mengeluarkan peraturan.
- Bila perut Anda mulai besar, mintalah tempat duduk dengan ruang gerak sedikit lebih besar agar Anda tetap bisa memakai sabuk keselamatan (seat belt) dan meluruskan kaki