TETESAN bahan bakar pesawat bisa menjadi partikel yang membahayakan kesehatan manusia.
Temuan tim peneliti dari Carnegie Mellon University, Pittsburgh, menunjukkan bahwa emisi pesawat terbang saat sedang parkir dengan mesin menyala di gerbang terminal atau ketika antre untuk lepas landas (takeoff) mengeluarkan tetesan minyak yang amat kecil.Tetesan itu mengalami reaksi kimia ketika matahari menyinarinya dan menyebabkannya berubah menjadi partikel sangat kecil yang bisa menyusup masuk ke paru-paru, bahkan otak manusia.
Tim yang dipimpin Allen Robinson itu mengambil sampel uap pembuangan dari pesawat kargo militer KC-135. Sampel tersebut ditempatkan dalam tas berlapis teflon. Kemudian, mereka melakukan proses foto oksidasi (proses penyusutan permukaan polimer dalam oksigen atau ozon) dengan mengekspos sampel dalam tas terhadap sinar matahari atau sinat ultraviolet.
Hasilnya, sampel tetesan minyak tadi berubah menjadi partikel padat yang sangat kecil dalam jumlah banyak. Ukurannya cukup kecil untuk masuk ke dalam paru-paru atau otak orang yang bekerja atau tinggal di sekitar bandar udara.
Di sisi lain, emisi yang dihasilkan pesawat yang sedang bergerak atau ketika terbang, sebagian besar cenderung berupa partikel padat yang tidak akan bereaksi ketika terkena sinar matahari. Oleh karena itu, tidak ada bahaya kesehatan lain yang mengancam selain bahaya polusi yang sudah diketahui.
Hasil studi yang dipublikasikan dalam Atmospheric Chemistry and Physics ini menggarisbawahi fakta bahwa polusi pesawat terbang, khususnya yang terjadi di bandar udara, memiliki perbedaan mencolok dengan penghasil polusi lain seperti mobil dan pabrik dalam hal belum adanya tindakan yang dilakukan untuk mengurangi jumlahnya.
Selain itu, studi tersebut juga menunjukkan polusi udara yang terjadi di bandar udara jauh lebih berbahaya dari yang diperkirakan sebelumnya.
(Tribun Jabar)