Ilustrasi gejala stroke
Serangan stroke dapat terjadi tiba-tiba, namun tanda-tandanya sebenarnya dapat dideteksi. Para ahli mengatakan, semakin dini stroke dikenali dan diobati, maka semakin besar kemungkinan untuk sembuh dan terhindar dari risiko kelumpuhan.
Mati rasa pada wajah, lengan, kaki di satu sisi tubuh, disertai kebingungan dan masalah berbicara merupakan tanda-tanda seseorang mengalami stroke. Selain itu, ada pula tanda-tanda seperti pusing dan sakit kepala parah, mengalami masalah berjalan, hilang penglihatan di satu atau kedua mata.
Kepala Divisi Stroke di NewYork-Presbyterian Hospital/Columbia University Medical Center mengatakan, ketika seseorang terkena stroke, mereka akan menunjukkan tanda-tanda perubahan fisik yang dapat dikenali, ringan ataupun ekstrem.
Berikut adalah beberapa tanda yang perlu diwaspadai :
1. Tiba-tiba mati rasa atau lemah pada bagian wajah, lengan, atau kaki - terutama pada satu sisi tubuh.
Orang dengan stroke biasanya akan memiliki bentuk mulut "tidak rata" alias mencong. Perlu diwaspadai juga apabila mereka (orang yang dicurigai stroke) mengalami kesulitan menggerakkan lengan atau mengendalikan jari. Misalnya, ketika mengangkat kedua tangan, tangan yang sebelah lebih tinggi dibandingkan tangan yang lain.
2. Tiba-tiba kebingungan dan kesulitan berbicara.
Masalah bahasa adalah salah satu tanda-tanda yang paling umum dari stroke. Seseorang yang mengalami stroke tiba-tiba mungkin akan mengalami masalah ketika mereka bicara. Bahkan, beberapa di antaranya juga mengalami penurunan pemahaman. Mintalah dia (orang yang dicurigai stroke) untuk mengulangi kembali kalimat sederhana kepada Anda, misalnya: "Saya pergi ke toko hari ini." Jika ia mengalami kesulitan mengulangi kata-kata itu bisa jadi dia mengalami stroke.
3. Pengelihatan mendadak terganggu.
Gangguan pengelihatan yang datang secara tiba-tiba merupakan gejala stroke yang umum. Mereka mungkin tidak akan mampu melihat dengan jelas dengan satu mata, atau mungkin mengalami kesulitan untuk melihat ke kanan atau kiri.
4. Tiba-tiba kesulitan berjalan, kehilangan keseimbangan atau koordinasi.
Berjalan seolah-olah mabuk, tersandung, atau bahkan jatuh adalah semua gejala stroke. Tanda-tanda serupa lainnya seperti berjalan dengan kaki terbuka lebar atau tiba-tiba kehilangan kemampuan motorik halus, seperti ketidakmampuan untuk menulis juga patut diwaspadai.
5. Sakit kepala parah tiba-tiba tanpa diketahui penyebabnya.
Gangguan sakit kepala tidak selalu identik dengan gejala stroke. Tetapi, jika sakit kepala menyerang tiba-tiba atau tampak sangat intens, patut untuk diwaspadai. Jika leher kaku, nyeri pada wajah, atau muntah yang disertai sakit kepala bukan tidak mungkin akan menyebabkan terjadinya perdarahan intrakranial, juga dikenal sebagai "stroke merah (red sroke)."
Pencegahan
Pengobatan dini dapat mencegah kerusakan yang lebih besar akibat stroke. Salah satu pengobatan umum stroke yaitu dengan tissue plasminogen activator (TPA). Obat ini disuntikkan ke arteri atau vena yang kemudian akan melarutkan sumbatan di pembuluh darah sehingga darah kembali mengalir ke otak.
Stroke merupakan penyakit pemicu kematian yang serius, namun sebenarnya dapat dicegah. Perubahan gaya hidup perlu ditingkatkan guna mengurangi risiko stroke. Berikut beberapa perubahan gaya hidup yang dapat dilakukan :
- Kurangi garam
Mengurangi konsumsi garam dapat menurunkan tekanan darah sehingga mengurangi risiko stroke.
- Konsumsi makanan sehat
Kurangi kolesterol "jahat" dapat meningkatkan kesehatan jantung dan mengurangi risiko stroke. Kadar kolesterol harus di bawah 200 mg/dL.
- Stop merokok
Perokok memiliki risiko stroke dua kali lipat. Merokok dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan tekanan darah, serta mempercepat penyumbatan di pembuluh darah.
- Hidup aktif dan olahraga
Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko yang lebih besar memiliki kadar kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan stroke. Olahraga dapat mengurangi berat badan sehingga mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut.
Meskipun telah mengubah gaya hidup, para ahli mengatakan orang yang berusia di atas 55 tahun memiliki risiko yang lebih besar terkena stroke. Selain itu, meskipun stroke lebih umum terjadi di kalangan kaum Adam, namun wanita pun tak terlepas dari risikonya.