Berbagai permasalahan tengah menghinggapi sejumlah bandar udara di Tanah Air, mulai dari overload, kurangnya perawatan, hingga desain yang tak maksimal. Misalnya Bandara Soekarno Hatta di kawasan Cengkareng, Tanggerang, Banten, yang kapasitasnya telah melebihi hingga 200 persen.
Bandara Polonia di Medan, Sumatra Utara, bertahun-tahun dibiarkan berada di tengah kota. "Pemerintah tengah menyiapkan bandara pengganti, yaitu Bandara Kuala Namu, yang dibangun dengan anggaran Rp 5 triliun," jelas Menteri Perhubungan EE Mangindaan.
Situasi berbeda terjadii pada Bandara Suvharnabumi di Bangkok, Thailand, yang dibangun dengan anggaran Rp 55 triliun.
Bandara Hasanuddin Makasar yang dibangun lima tahun silam pun sudah mencapai batas maksimum. Per 1 Desember lalu, Bandara Juanda 2, Surabaya, Jawa Timur, juga mulai dibangun.
"Terbatasnya pembangunan bandara dianggap sebagai dampak dari tersedotnya Anggaran Pendapatan Belanja Negara untuk menyubsidi bahan bakar minyak (BBM)," kata Mulyadi, Wakil Ketua Komisi V DPR RI di Jakarta, Sabtu (3/12).
Di tengah gejolak ekonomi dunia, penerbangan Indonesia justru mengalami kenaikan jumlah penumpang hingga 4 juta per tahun. Potensi besar telah menunggu di tahun depan seiring diberlakukannya pasar bebas ASEAN di bidang jasa penerbangan.
(Liputan6)