Pangeran Harry dari Inggris
Pangeran Harry dari Inggris terbang keluar dari Afganistan, Senin (21/1/2013) malam. Dalam wawancara untuk menandai akhir masa tugas empat bulannya sebagai pilot helikopter serang canggih Apache, Harry menegaskan, ia telah membunuh sejumlah pemberontak untuk pertama kalinya selama bertugas di Afganistan.
Saat ditanya, apakah ia membunuh orang dari kokpit helikopter seharga 40 juta pounds (Rp 615 miliar) tersebut, pangeran berumur 28 tahun itu menjawab tanpa basa-basi, "Yah, ada begitu banyak orang. Skuadron sudah berada di luar sana. Setiap orang menembak jumlah tertentu."
Dalam wawancara itu Harry membahas soal karier militernya, tentang menjadi seorang paman bagi anak dari Wiliam (kakaknya) dan Kate, serta foto-foto terkenal saat dia berkeliaran dalam kondisi telanjang di Las Vegas, AS, tak lama sebelum penempatannya di Afganistan. Ia juga mengungkapkan bahwa William cemburu karena tidak diizinkan untuk menerbangkan helikopter di Afganistan. Ia juga menduga bahwa keterampilannya dalam game di PlayStation komputer mungkin telah membuatnya menjadi pilot yang lebih baik.
Senin malam itu merupakan awal dari beberapa hari masa istirahatnya di sebuah pangkalan Inggris di Siprus sebelum kembali ke Inggris.
Dalam wawancara itu Harry menyatakan bahwa Pangeran Charles, ayahnya, selalu berusaha untuk mengingatkannya tentang siapa dirinya. Namun, ia lebih memilih untuk hidup sesuai moto sendiri, yaitu "work hard, play hard'. Dalam serangkaian wawancara selama penempatannya di Camp Bastion, dia mengisyaratkan kesulitan mendamaikan peran yang berbeda dalam hidupnya. Pangeran itu, yang dikenal sebagai Kapten Wales di tentara, menjelaskan "tiga mes"-nya. "Satu di tentara, satu dalam waktu buat diri saya sendiri, dan kemudian satu lagi bersama keluarga dan hal-hal seperti itu."
Ditanya apakah ia merasa lebih nyaman sebagai Kapten Wales ketimbang Pangeran Harry? Ia menjawab, "Tentu saja. Saya selalu seperti itu. Ayah saya selalu berusaha untuk mengingatkan saya tentang siapa saya dan hal-hal seperti itu. Tapi sangat mudah untuk melupakan siapa saya ketika saya di tentara. Semua orang memakai seragam yang sama dan melakukan hal yang sama. Saya berhubungan baik dengan para pemuda (tentara) dan saya menikmati pekerjaan saya. Sesederhana itu."
Pengakuan bahwa dia telah membunuh gerilyawan mungkin akan dijadikan Taliban untuk tujuan propaganda demi membangkitkan sentimen anti-Inggris. Namun, sang pangeran menyatakan bahwa ia tidak menyesal. Ia menyatakan, dirinya hanya melakukan tugasnya. "Menghilangkan nyawa demi menyelamatkan nyawa, itulah yang kami lakukan. Jika ada orang yang mencoba untuk melakukan hal-hal buruk terhadap orang-orang kami, maka kami akan membawa mereka keluar dari permainan."
"Saya tidak berada di sana karena sebuah free pass. Tugas kami di sana adalah memastikan orang-orang di darat aman dan jika itu berarti menembak seseorang yang menembak mereka, maka kami akan melakukannya."
Sebuah sumber militer senior mengatakan, "Harry menerbangkan sebuah helikopter serang dan salah satu tugas para pilot adalah menyerang. Tidak terpikirkan bagi seorang pilot helikopter tempur yang dikerahkan ke suatu tempat dan tidak punya keterlibatan dengan sejumlah musuh. Tentu saja dia telah membunuh (orang)."
Harry ditempatkan di Skuadron 662, Korps Angkatan Udara Resimen 3, di Camp Bastion di Helmand Selatan, pada September lalu. Tugas pertamanya sebagai komandan angkatan udara dipersingkat tahun 2008 ketika berita tentang penempatannya bocor di AS. Sejumlah pejabat Departemen Pertahanan Inggris menilai kelanjutan kehadirannya bisa membuat para prajurit lainnya berada dalam bahaya.
Nekat kembali ke garis depan, ia lalu dilatih sebagai pilot helikopter dan terpilih untuk menerbangkan Apache 200 mph, helikopter kebanggaan militer Inggris. Jari tangannya siaga pada pemicu dari serangkain senjata, termasuk roket, rudal, dan meriam 30 mm.
Media Inggris diberi akses yang belum pernah terjadi sebelumnya ketika dia bertugas di Afganistan sebagai imbalan untuk tidak berspekulasi tentang penempatannya atau menerbitkan informasi yang bisa memperburuk potensi bahaya.
Ketika berbicara tentang pekerjaannya sebagai pilot Apache, ia tampaknya merasa paling nyaman.
Harry dikirim ke segala macam misi di Helmand, mulai dari mendukung pasukan Sekutu memerangi Taliban dalam jarak dekat hingga menyertai helikopter British Chinook dan Black Hawk AS pada misi evakuasi korban. Dia dipuji rekan-rekannya dan atasan selama tugasnya.
Harry tidak diberi perlakuan khusus. Ia bekerja, makan, dan tidur dalam kondisi yang sama seperti para pilot lainnya. Seturut kata-katanya sendiri, "Sama normalnya seperti yang seharusnya didapatkan. Saya salah satu dari orang-orang itu, saya tidak diperlakukan secara berbeda."
Dia mengakui, kerjanya diselingi periode kebosanan yang intens ketika menunggu panggilan tugas keluar dan dia mengisi waktunya dengan menonton DVD dan bermain game di komputer. Bahkan dia membiarkan dirinya difoto dengan mengenakan topi Santa yang konyol pada saat Natal.
Ayahnya, kata dia, mengiriminya sebuah paket makanan berisi sebuah stoples madu taman Clarence House dan sekotak cerutu Kuba yang besar.