Keberadaan G-spot selama ini masih sering diperdebatkan. Ada yang mengatakan G-spot betulan ada, namun tak sedikit pula yang mengatakan bahwa hal ini cuma mitos. Namun kini, Adam Ostrzenski, MD, PhD, dari Institute of Gynecology di St Petersburg, Florida, mengklaim bahwa dirinya telah menemukan keberadaan G-spot. Bahkan, ia mengetahui lokasi, ukuran, dan struktur nyata dari titik sensitif di tubuh wanita ini. Sayangnya, hasil penelitiannya diragukan peneliti lain.
G-spot tak lain struktur jaringan di dinding vagina bagian depan, di dekat saluran kemih. Dalam studinya, benda mirip buah anggur yang diklaim Ostrzenski sebagai G-spot ini terletak sekitar 1,5 cm di atas pembukaan saluran kemih, sebelum dinding depan vagina, dan meliputi sebuah kantung kecil berisi sesuatu yang menyerupai jaringan ereksi.
Ada kemungkinan, kantung inilah yang disebut G-spot. Namun Barry Komisaruk, PhD, profesor di Rutgers University, yang turut memberi komentar dalam studi yang dimuat di Journal of Sexual Medicine edisi Mei 2012 ini, mengatakan bahwa Ostrzenski terlalu cepat mengambil kesimpulan tanpa ada bukti.
"Kriteria ilmiah minimum saat mengklaim bahwa Anda telah menemukan sebuah jaringan atau organ baru adalah dengan mengkarakterisasi tipe jaringan tersebut. Ostrzenski bahkan tidak mencoba mengkarakterisasinya," ujar Komisaruk.
Menurutnya, kantung kecil yang ditemukan Ostrzenski mungkin saja sebuah kelenjar atau jaringan ereksi, namun untuk membuktikannya pasti memerlukan suatu analisa mikroskopik standar yang sayangnya tidak dilakukan Ostrzenski. Hal yang sama berlaku pada pembuluh yang ditemukan pada kantung tersebut, yang mungkin merupakan pembuluh darah atau suatu saluran. Analisa mikroskopik akan membantu menentukan apakah ada pusat saraf yang terhubung dengan titik tersebut, untuk mengontrol atau merasakan aktivitasnya.
"Inilah fitur-fitur paling dasar dari sesuatu yang diduga organ baru," jelas Komisaruk.
Ia mengungkapkan masalah yang lebih penting, yaitu asumsi bahwa G-spot itu bisa ditemukan. Berdasarkan area yang pertama digambarkan oleh Ernest Grafenberg pada tahun 1950, peneliti seks yang menciptakan istilah G-spot pada 1981, Beverly Whipple, PhD, menegaskan bahwa titik tersebut sebenarnya lebih merupakan suatu area, bukan satu titik yang akan mudah ditemukan. Kemungkinannya lagi, G-spot merupakan suatu kumpulan jaringan yang menstimulasi.
Komisaruk menjelaskan bahwa sebenarnya ada banyak zona yang secara seksual sangat sensitif di dinding depan vagina. Karena itu, mengklaim satu titik sebagai G-spot bisa jadi melenceng dari gambaran yang lebih besar. G-spot adalah pertemuan dari struktur-struktur sensual yang distimulasi ketika Anda mendorong dinding tersebut. Jadi, lebih merupakan area yang menimbulkan kesenangan secara kompleks, dan bukan satu titik saja yang menciptakan semua kesenangan tersebut.
Dengan cara yang berbeda, dr Mehmet Oz, spesialis bedah jantung yang sering menjadi narasumber di Oprah Winfrey Show, juga pernah mengungkapkan bahwa G-spot bukan satu-satunya zona erotis pada tubuh perempuan. Menurutnya, ada dua titik erotis lain yang sensasinya disebut-sebut lebih dahsyat daripada G-spot, yaitu A-spot dan U-spot.
A-spot adalah sekelompok jaringan sensitif yang posisinya di bagian belakang atau titik terdalam dari vagina, dekat dengan leher rahim. Sedangkan U-spot lebih mudah ditemukan, karena posisinya di pembukaan vagina, langsung di atas dan ke salah satu sisi pembukaan saluran kemih. Karena lebih mudah dilihat, U-spot juga lebih mudah ditemukan daripada G-spot. Mungkinkah ini yang menyebabkan G-spot sebenarnya lebih merupakan suatu area kesenangan yang kompleks?
Hingga sekarang Ostrzenski belum memaparkan secara detail hasil penelitiannya, karena baru akan terbit di jurnal edisi bulan depan.
Sumber: YouBeauty