Dua pengunjung berfoto di samping Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, (9/4). Jumlah pengunjung di tempat ini meningkat saat libur perayaan Paskah. TEMPO/Hari Tri Wasono
Kediri - Wahyu Kurniawan, salah seorang pencinta reptil, acap menikmati sore di Monumen Simpang Lima Gumul (SLG). Hampir setiap sore dia dan pemilik reptil lainnya beradu kehebatan binatang masing-masing di halaman monumen yang meniru arsitektur Arc De Triomphe di Prancis itu.Tak hanya Wahyu yang menjadikan SLG sebagai titik temu anak nongkrong Kediri. Tapi juga puluhan pelancong lainnya yang berbondong-bondong ke kawasan di Kecamatan Ngasem, Kediri, itu.
Apalagi di hari libur atau akhir pekan, pengunjung semakin membludak. Jika biasanya datang dengan hanya mengajak anggota keluarga, pada Ahad, 8 April 2012 lalu, mereka beramai-ramai dengan tetangga menggunakan kereta kelinci. Jumlah kereta kelinci yang berebut tempat parkir di SLG siang tadi bahkan lebih dari 10.
Selain menikmati kemegahan monumen SLG, para turis menyukai penjelajahan jalur-jalur besar yang mengular di sekitar SLG. Kawasan tersebut memang dikhususkan untuk pengembangan SLG dengan konsep jalanan tanpa kabel. Seluruh jaringan kabel ditanam di bawah tanah, sehingga tak mengganggu pemandangan.
Peningkatan pengunjung ini dimanfaatkan para pemilik mainan dan makanan tradisional untuk mengais rezeki. Dengan harga yang sangat terjangkau, pengunjung bisa menikmati hiburan rakyat seperti memancing, mandi bola, odong-odong, dan permainan lain yang tak lagi dijumpai di mal.
Bagi penyuka jalan-jalan, ada kereta kuda yang mematok tarif Rp 10 ribu per rute. Dengan jalur mengelilingi kawasan SLG, situasi ini hampir sama dengan Malioboro Yogya. Hanya, tak ada pertokoan di kanan kiri selain pemandangan alam dan kemegahan SLG.
Kepala Bagian Humas Pemkab Kediri, Edi Purwanto, mengatakan jumlah kunjungan di hari libur Paskah ini meningkat tajam. Jika biasanya tak lebih dari 100 orang menikmati lokasi ini, sejak dua hari terakhir meningkat hingga 500 orang. "Rata-rata anak sekolah yang memanfaatkan wifi serta hobi di sini," kata dia.
(tempo.co)