Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum bersama Wakil Sekjen PD, Ramadhan Pohan menyampaikan sikap politik atas kenaikan harga bahan bakar minyak di Kantor DPP PD, Jakarta, Jumat (9/3/2012).
JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum tampaknya gerah namanya terus dikait-kaitkan dengan kasus dugaan korupsi proyek Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Ia menegaskan kembali bahwa dirinya tak terlibat sedikit pun dalam kasus itu.
"Saya yakin. Yakin. Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di Monas," ujar Anas di Kantor DPP Demokrat, Jakarta Pusat, Jumat (9/3/2012).
Ia juga mengatakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak perlu repot-repot mengurusi kasus Hambalang tersebut karena kasus itu hanya isu yang beredar di publik. Ia menganggap pernyataan Nazaruddin yang pertama kali menyebut Anas terlibat dalam kasus itu sebagai ocehan dan karangan semata.
"Saya tegaskan, ya, KPK sebetulnya tidak perlu repot-repot mengurus soal Hambalang. Mengapa? Karena itu, kan, asalnya ocehan dan karangan yang tidak jelas. Ngapain repot-repot," ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin menyebut Anas menggelontorkan uang sebesar 7 juta dollar AS terkait pemenangannya sebagai ketua umum dalam rapat koordinasi nasional partai yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat. Uang itu, kata Nazaruddin, diperoleh Anas dari proyek Hambalang.
Pengambilan uang proyek itu berasal dari PT Adhikarya, pelaksana proyek Hambalang sebesar, Rp 50 miliar dan Rp 20 miliar dari Adi Saptinus, anggota staf dari perusahaan tersebut. Mantan anggota DPR itu mengaku tahu betul soal keterlibatan Anas dalam proyek Hambalang.
Nazaruddin juga menunjukkan fotokopi kuitansi yang menjadi bukti adanya uang 7 juta dollar AS tersebut. Uang tersebut, lanjutnya, dibagi-bagi kepada sekitar 325 Dewan Pimpinan Cabang Partai Demokrat yang memilih Anas
.