Ilustrasi sperma
Sperma adalah indikator penting kesuburan pria. Kualitasnya juga akan menentukan peluang memiliki keturunan. Bila seorang pria dewasa hidup normal dan mampu membuat istrinya hamil, maka kecurigaan terhadap kualitas spermanya mungkin tak pernah terlintas.
Akan tetapi, bila pria telah menikah bertahun-tahun dan tak juga membuat sang istri hamil, kecurigaan itu pasti muncul dan kebutuhan terhadap pemeriksaan sperma pun menjadi hal mendesak. Kebutuhan pemeriksaan juga tidak semata-mata pada soal menghasilkan keturunan, tetapi juga dapat pula dipicu oleh faktor lain.
Nah, apa sebenarnya yang membuat pria perlu memeriksakan spermanya? Berikut penjelasan dr Indra C Anwar SpOG, konsultan kesuburan yang juga spesialis kebidanan dan kandungan dari Bunda International Clinic (BIC) Jakarta:
1. Pemeriksaan pra-nikah. Sebelum menikah, tes sperma atau analisis sperma (spermiogram) dapat dilakukan, khususnya bagi mereka yang ingin langsung mempunyai keturunan. Pemeriksaan sperma sebaiknya dilakukan di klinik kesuburan agar hasilnya bisa dipercaya, minimal terstandardisasi.
2. Istri tidak juga hamil setelah 12 bulan. Bila seseorang dapat melakukan hubungan seksual secara teratur, tetapi sang istri tak kunjung hamil dalam jangka waktu rata-rata 12 bulan, tentu bisa diduga ada masalah pada kesuburan. "Dalam masalah kesuburan, tidak hanya istri yang harus diperiksa. Suami juga harus mau melakukan pemeriksaan bersama," ungkap dr Indra.
3. Ada yang salah dari fisik sperma. Menurut dr Indra, pria juga bisa mempertimbangkan pemeriksaan sperma bila ada yang mencurigakan dari fisik sperma, seperti volume dan kekentalannya. "Pria normal sedikitnya mengeluarkan air mani sebanyak 2 cc hingga 5 cc ketika ejakulasi. Bila kurang dari itu, tentu pria harus bertanya-tanya dan berkonsultasi. Konsistensi kekentalan sperma juga harus diperhatikan. Bila encer terus seperti air, maka tentu harus diperiksakan ke dokter," urainya.
4. Riwayat penyakit, cedera atau operasi. Hal lain yang membuat pemeriksaan sperma perlu adalah bila Anda memiliki riwayat penyakit atau mengalami hal-hal yang kemungkinan bisa mengganggu kualitas sperma sebelum menikah atau semasa kecil.
"Misalnya pernah terinfeksi virus mums atau gondongan, atau buah zakarnya dulu pernah cedera atau dioperasi karena spermanya tidak keluar, atau operasi hernia. "Hal ini tentu justru membuat pria harus lebih cepat memeriksakannya. Tidak perlu menunggu hingga satu tahun dulu," ungkap Indra.
5. Pola dan gaya hidup tidak sehat. Pemeriksaan sperma juga patut dipertimbangkan kalau Anda menjalani gaya hidup tidak sehat yang dapat menimbulkan kelainan atau menurunkan kualitas sperma. "Mereka yang rentan terhadap kelainan atau memburuknya kualitas sperma, seperti pengguna narkoba, perokok berat, peminum alkohol berlebihan, ataupun penderita obesitas," tandas spesialis lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.