KOMPAS.com — Hari Senin (9 Juli 2012) ini beredar banyak berita bahwa internet di dunia terancam mati. Kehebohan kiamat internet ini berasal dari serangan virus atau malware bernama DNS Changer. Tetapi, jangan khawatir, apa yang terjadi hari ini takkan sedramatis itu.
Yang sebenarnya terjadi hari ini, FBI hanya akan menutup dua server di dunia untuk mengatasi penyebaran malware itu. Ketika kedua server tadi tak berfungsi, maka komputer-komputer di dunia yang terinfeksi malware takkan bisa menerjemahkan alamat situs ke dalam IP adress.
Berapa jumlah komputer yang kena dampaknya? Sejumlah ahli mengatakan hanya berkisar antara 250.000 hingga setengah juta komputer di seluruh dunia. Juru bicara DNS Changer Working Group (DCWG) Barry Green menenangkan ketakutan para pengguna internet di dunia.
"Berbagai estimasi memperkirakan jumlah PC di dunia antara 1 miliar hingga 2 miliar. Artinya, 250.000 komputer yang masih terinfeksi hanya sekitar 0,02 persen dari semua PC di dunia. Ini bukan masalah besar," kata Barry Green.
DNS Changer sendiri bukan virus anyar. Ia diciptakan pada tahun 2007 oleh para penjahat dunia maya. DNS Changer memanipulasi DNS (Domain Name System), yaitu sistem yang akan menerjemahkan situs web yang Anda ketikkan di layar komputer Anda ke dalam angka-angka alamat IP-nya (IP Adress).
Jadi, saat DNS Changer menyerang komputer Anda, ia akan mengubah informasi DNS dan membawa Anda ke alamat IP situs-situs tipuan atau iklan yang diinginkannya.
Namun, FBI telah menangkap para penjahat dunia maya itu dan menyita server mereka pada November lalu.
Masih khawatir? Jika ingin tahu apakah komputer Anda termasuk salah satu dari 250.000 yang terinfeksi, silakan cek di http://www.dns-ok.us/. Jika muncul latar hijau, berarti aman. Kalau muncul latar merah? Anda terinfeksi, tapi Anda bisa menyembuhkannya langsung dengan mengunjungi http://www.dcwg.org/fix/.
Tifatul: Indonesia aman
Tadi malam di Twitter, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring menegaskan bahwa "Kiamat Internet" ini hanya isu. "Tidak benar akan terjadi kemacetan massif jaringan internet di Indonesia, Senin 9 Juli 2012," tandasnya.
Menurutnya, memang benar sekitar 4 tahun lalu ada serangan besar virus trojan yang sampai melibatkan FBI untuk menyelidikinya.
FBI kemudian merilis 25 negara yang berisiko tinggi terjangkit trojan itu. Namun, kebanyakan adalah negara-negara di Eropa, bukan Indonesia. "Di Indonesia sendiri pernah dilakukan riset oleh peneliti virus dan tak ditemukan perkembangan virus trojan tersebut," imbuhnya.
Meski begitu, ia berpesan agar tetap waspada, men-scan, dan membersihkan peranti lunak komputer secara rutin. Update selalu antivirus. "Penting: jangan sembarang membuka kiriman link via email yang aneh & mencurigakan dari orang yang tak kita kenal," tulisnya dalam akun @tifsembiring. (KONTAN/Rika Theo)
MENU UTAMA
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Hi there How would you like to earn a 35% commission for each sale for life by selling SEO services Every website owner requires the ...
-
Banyak suami yang mungkin tidak tahu kalau rejekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri. Memang tidak dapat dilihat secara...
-
Mangga seperti yang kita tahu adalah buah yang sangat nikmat lezat. Tak hanya mangga yang sudah masak, mangga muda juga digemari banyak ...
-
7. Chow Chow Ini anjing bisa menjadi agresif jika buruk dibesarkan. Chow Chow mungkin ta...
-
Di antara Anda, pasti ada yang pernah membaca tanda-tanda atau gejala serangan jantung dari berbagai literatur. Di antaranya sekian ban...
-
Seledri yang banyak digunakan pada sayur sup atau...
-
Aviasi has posted a new item, 'Dilema Maskapai Antara Potensi dan Beban' Industri penerbangan nasional sedang mengalami masa...
-
Rekan Netter. Yth Satu lagi info peluang usaha yag kami hadirkan untuk sahabat, silahkan disimak dan semoga berkenan. Seni Berbela...
-
Olahraga bisa mengurangi stres sekaligus menurunkan gula darah. Merasakan nyaman dengan diri sendiri bisa membuat Anda berada dalam posi...
-
1. Firefox Mozilla Firefox (aslinya bernama Phoenix dan kemudian untuk sesaat dikenal sebaga...