Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta. TEMPO/Arie Basuki
Di dalam situs resmi kepresidenan disebutkan Horta akan bertarung dengan 10 calon lainnya. Dalam pertarungan itu, Horta dikabarkan akan kembali bertemu dengan rival politiknya dari partai oposisi, Fransisco "Lu Olo" Guterres dan Kepala Pertahanan Timor Leste Mayor Jenderal Taur Matar Ruak.
Sebelumnya Horta pernah berhadapan dengan Guterres pada pemilu 2007. Pada saat itu mereka bertarung dalam dua putaran untuk menggantikan Xanana Gusmao. Pada 20 Mei 2007, Ramos terpilih sebagai Presiden Timor Leste kedua setelah mengalahkan Guterres dengan perolehan suara 69 persen pada putaran kedua.
Dengan munculnya nama Taur Matar Ruak untuk pemilihan nanti, diprediksi pertarungan tersebut akan berlangsung panas. Sebab, menurut seorang sumber, Ruak--yang merupakan kawan dekat Xanana Gusmao, Presiden Timor Leste pertama--memiliki potensi untuk memecah suara yang ada.
Pemilihan tersebut akan berlangsung dalam dua putaran. Jika tidak ada calon yang mendapat suara mayoritas pada pemilihan Maret nanti, putaran berikutnya akan dilaksanakan pada April.
Timor Leste sendiri mendeklarasikan perpisahannya dengan Indonesia pada 2002. Saat itu tampuk kepresidenan dipegang oleh Xanana Gusmao. Negara dengan jumlah penduduk kurang-lebih 1,1 juta jiwa itu termasuk dalam kategori negara miskin.
Perserikatan Bangsa-Bangsa sendiri telah menyerahkan segala urusan keamanan di Timor Leste kepada polisi lokal. Tapi masih ada sekitar 1.000 anggota pasukan perdamaian PBB dan tentara Australia untuk menjaga stabilitas di Timor Leste.
Sumber : tempo.co