Kebalikan dari pesawat biasa, Pet Airways (PA) sama sekali tak menyediakan bangku untuk manusia. Sebab pesawat ini hanya menerima penumpang hewan peliharaan, meski pilot dan kru kabinnya masih tetap manusia. Ide kreatif itu datang dari suami-istri Alysa Binder dan Dan Wiesel.
"Mulanya kami mengkhawatirkan Zoe, anjing berjenis Jack Russel terrier kami saat ia harus berada di kargo dan kami tak bisa memeriksa keadaannya setiap saat," ujar mereka seperti dikutip AP, belum lama ini.
PA saat ini baru membuka lima rute yang masing-masing satu penerbangan per hari. Binder berharap tiga tahun ke depan bisa membuka 25 rute baru. Bisnis ini sebenarnya tidak baru, pertama kali diperkenalkan pada 2005. Namun keduanya menghabiskan empat tahun terakhir mendesain lima unit pesawat mereka.
Selain menyesuaikan kebutuhan hewani, pesawat harus tetap memenuhi standar keamanan. Meski sepintas tak bakal laku, Binder dan Wiesel mengaku telah mendapatkan pesanan hingga dua bulan ke depan. Padahal tarif yang mereka kenakan tak main-main, yakni US$ 250 atau sekitar Rp 2,5 juta per hewan.
Dengan tarif yang lima kali lipat penerbangan biasa, layanan yang diperoleh juga tidak main-main. Mulai dari pengawalan saat boarding pass, tempat tunggu (pet lounge), hingga kru kabin yang akan memeriksa mereka setiap 15 menit selama penerbangan.
Kelemahannya, penerbangan ini membutuhkan waktu yang lama. Sebab setiap pesawat transit, di masing-masing tempat transit itu, hewan-hewan peliharaan yang jadi penumpang mereka, diberikan waktu khusus untuk bermain, makan, jalan-jalan, dan bahkan tidur.
(Surabaya Post Online)
Support by :