Presiden Rusia Dmitry Medvedev kemarin memerintahkan penutupan maskapai penerbangan yang tidak memenuhi standar keamanan. Kebijakan itu muncul setelah 43 orang tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat yang mengangkut satu tim olahraga hoki Rusia.
Keputusan itu bersamaan ketika seluruh warga Rusia masih berduka. "Jumlah perusahaan udara harus dikurangi secara radikal, dan itu perlu dalam waktu singkat ini,"kata Medvedev. Kemarahan Medvedev itu sangat masuk akal,karena tragedi terbaru itu merupakan kecelakaan pesawat kedelapan kali tahun ini. Medvedev juga memerintahkan penarikan semua pesawat lawas pada era Uni Soviet.
Menurut juru bicara Kremlin, Medvedev menginstruksikan pemerintahannya agar membuat aturan perundang-undangan paling lambat 15 November.Aturan itu akanmembahaskebijakanpenarikan semua pesawat yang tidak layak terbang untuk menjamin keselamatan para penumpang. Rancangan undang-undang itu akan diajukan ke parlemen pada Desember mendatang.
Nantinya bakal diatur masalah pelanggaran keselamatan penerbangan udara dan memberikan izin bagi pengawas untuk memerintahkan pesawat yang tidak layak terbang untuk dikandangkan, tanpa harus menunggu keluarnya perintah pengadilan. Seperti dilaporkan AFP, Medvedev juga memerintahkan pemberian subsidi pesawat yang lulus sertifikasi uji kelayakan dan memberikan bantuan keuangan tambahan bagi maskapai lokal.
Kremlin mengungkapkan, Perdana Menteri Vladimir Putin diberi mandat untuk menyelesaikan permasalahan keselamatan penerbangan. Ini merupakan modal penting yang harus selesai hingga pemilu presiden pada Maret tahun depan. Para penyidik Rusia masih melakukan pencarian kotak hitam pesawat yang mengalami kecelakaan.Pesawat jet Yak-42 menabraktepiSungai Volga,tak lama setelah lepas landas dari Yaroslavl, timur laut Moskow. Pesawat tersebut membawa satu tim hoki ternama Rusia.
Deputi Menteri Perhubungan Rusia Valery Okulov mengatakan, pihaknya belum dapat menentukan penyebab jatuhnya pesawat tersebut.Namun, menurut Okulov, pesawat tersebut sepertinya tidak dapat lepas landas dengan sempurna dan sempat menabrak menara sinyal, sebelum akhirnya terjatuh ke Sungai Volga.
Okulov menjelaskan, otoritas perhubungan federal mempertimbangkan untuk melarang penerbangan yang menggunakan pesawat jenis Yak-42.Dikabarkan ada sekitar 57 pesawat jenis itu yang beroperasi di Rusia."Kecelakaan itu adalah salah satu bencana penerbangan terburuk dalam sejarah olahraga," tegas Okulov dikutip dari Moscow Times. Hanya, sebagian besar pejabat menyebut tragedi itu dianggap sebagai kesalahan manusia atau kesalahan teknis.
(Seputar Indonesia)
Support by :