Saat ini kondisi cuaca di kawasan pantai barat sangat buruk. Seluruh maskapai penerbangan tujuan pantai barat, khususnya di kawasan Tapanuli selalu waspada sebelum melakukan penerbangan.
Kepala kelompok analisis cuaca dan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Polonia Medan, Hartanto, mengatakan kondisi cuaca buruk itu bukan hanya terjadi di pantai barat, Tapanuli dan Nias. Hampir seluruh kawasan Sumatera Utara (Sumut) bahkan hingga Aceh.
Namun, dari segi penerbangan, kami berharap untuk tujuan pantai barat yang harus lebih diwaspadai," kata Hartanto, sore ini, seraya menyebutkan, maskapai penerbangan juga harus mengantisipasi kekuatan angin sebelum terjadinya hujan.Sebab, katanya, kekuatan angin belakangan ini dapat mencapai 20 sampai 30 kilometer per jam dan mengganggu penerbangan. Kalau untuk hujan per harinya dapat mencapai 50 mm. Karena itu, maskapai penerbangan harus ekstra hati-hati untuk kawasan lereng gunung.
BMKG telah menghimbau kepada pengelola bandara agar cuaca buruk dapat diantisipasi. Dengan begitu, tidak terjadi kecelakaan penerbangan, khususnya di daerah yang masih memiliki fasilitas keamanan penerbangan yang sangat minim," ujarnya.
Sebelumnya, Kepala Bandara Udara Silangit, Marthinus Hutasoit, mengatakan Bandara Silangit akan menolak pendaratan dan penerbangan pesawat, apabila cuaca tidak membaik. "Kami akan menolak jika memang ada maskapai penerbangan yang memaksakan melakukan penerbangan dalam kondisi cuaca yang buruk," tandasnya.
Sejauh ini, kata Marthinus, sistem keselamatan penerbangan di Bandara Silangit sudah tergolong lengkap. Hal itu sudah dibuktikan saat pendaratan pesawat yang membawa rombongan Presiden Susilo Bambang Yuhoyono (SBY) dalam peresmian Museum Batak di Balige, Kabupaten Toba Samosir (Tobasa) belum lama ini.
(Waspada)