Di bawah simbol palu dan arit, para elit Partai Komunis China menghadiri sidang parlemen tahunan minggu lalu. Semua memakai seragam resmi yang sama. Dan warna rambut senada: hitam sempurna.
Saat berdiri untuk mendengarkan lantunan lagu kebangsaan, para politisi ini berdiri dalam sikap sempurna, berbaris rapi. Cangkir putih dan kopian pidato perdana menteri ditata rapi di atas meja.
Dari kejauhan, nyaris mustahil untuk membedakan satu pemimpin dari yang lain. Di level atas Partai Komunis, setiap pemimpin seakan bersusah payah untuk melebur satu sama lain.
Cerita berbeda terjadi November lalu, saat para pensiunan elit partai ikut menghadiri Kongres Partai Komunis, yang diselenggarakan sekali dalam lima tahun.
Setelah menyaksikan tayangan televisi, para pengguna Weibo -- Twitter versi China ramai berdikusi soal "pelanggaran protokol yang mengejutkan": mantan PM China, Zhu Rongji berani-beraninya tampil tanpa menutupi ubannya. Rambutnya yang putih terlihat mencolok.
"Lihat podium kongres partai, semua orang mengecat rambutnya dan berpura-pura masih muda," demikian komentar salah satu pengguna Weibo, seperti dimuat BBC, Selasa (12/3/2013). "Sementara rambut mantan PM Zhu terlihat alami. Kalau memang sudah tua, yang terima saja."
Sementara, pengguna lain berkomentar, rambut yang dicat hitam menjadi standar pejabat level tertentu.
Urusan Politik
Demam mengecat rambut hitam di kalangan pemimpin China tidak mencerminkan apa yang terjadi dalam masyarakat.
Di salon Sassy di pusat kota Beijing, seorang penata rambut berpengalaman, Hong Haiting mengatakan, cat rambut justru laris manis diminati kaum hawa.
Untuk kebanyakan pria China, mereka lebih mengkhawatirkan kebotakan ketimbang warna rambut yang memutih.
"Di akhir tahun 1990-an, pria amat mencemaskan rambut mereka yang berubah jadi uban," kata dia. "Saat itu mereka kerap mengecat rambut. Kini, hanya perempuan paro baya, berusia di atas 40 tahun yang mengecat rambutnya tiap bulan."
Namun, Hong mengaku sepakat dengan kebiasaan politisi China yang rajin mengecat rambut. "Aku tak ingin melihat para pemimpin berambut putih. Membuatnya makin tua...seperti dia akan mati."
"Bagaimana bisa seseorang dengan tampilan seperti itu memimpin negeri? Itu urusan dalam politik, bukan sekedar gaya."
Menepis Perbedaan
Namun, sudah jadi rahasia umum bahwa para elit politik ingin terlihat sama dan setara.
"Partai Komunis adalah salah satu institusi paling disiplin yang dibuat manusia. Nyaris tak ada hal yang tak disengaja, terjadi karena "kecelakaan"," kata Steve Tsang, dosen Sekolah Studi Cina Kontemporer di University of Nottingham.
Ada maksud di balik penampilan seragam itu. "Memakai semacam seragam dan terlihat sama satu sama lain, menunjukkan manifestasi disiplin partai yang akan memberi mereka semacam perlindungan."
Para pemimpin China juga berniat menepis perbedaan tampillan dalam rangka mempertahankan stabilitas Partai Komunis. Demikian dijelaskan Jeremy Goldkorn, pendiri Danwei.org, firma riset media yang berbasis di Beijing. "Mereka ingin menunjukkan bahwa partai tidak bergantung pada individu, melainkan sebuah institusi."
Apapun, mempertahankan warna rambut yang hitam sempurna adalah komitmen politik yang butuh waktu, juga uang. Setidaknya seorang politisi China harus mewarnai rambut setiap 10 hari. Berapa dana yang dibutuhkan? Pakai uang pribadi atau negara punya anggaran khusus untuk cat rambut?
Sumber: liputan6.com