Telur merupakan bahan makanan yang mudah diperoleh, relatif murah, serta sarat akan nilai gizi seperti kalsium, protein, dan vitamin. Namun seringkali telur juga dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti masalah kolesterol dan diabetes.
Bagaimanapun, sebuah riset berhasil mengungkap bahwa konsumsi telur dalam tingkat moderat masih relaitf aman dan bermanfaat bahkan bagi orang dewasa sekalipun. Batas konsumsi telur per hari Anda pun tergantung pada beberapa faktor, antara lain riwayat kesehatan, kelamin, dan aktivtas fisik. Namun secara umum, rekomendasi konsumsi telur adalah 4 butir per minggu.
Menurut para ahli dari Mayo Clinic, konsumsi 4 butir telur per minggu masih aman dan tidak akan meningkatkan risiko penyakit jantung. Untuk menjaga kadar kolesterol Anda tetap normal saat mengonsumsi telur, maka Anda perlu membatasi asupan kolesterol dari sumber lain. Selain itu, ganti sajian daging dengan sajian sayur-sayuran dan hindari produk susu yang tinggi lemak.
Dilansir situs Livestrong, kandungan gizii pada telur terdiri dari protein dan kalsium dalam kadar yang tinggi, serta mengandung vitamin dan mineral penting. Sebutir telur rebus ukuran besar mengandung 78 kalori, 6,29 gram protein, 25 mg kalsium, 0,59 besi, dan 112,7 mcg kolin. Selain itu, sebutir telur juga mengandung 22 mcg folat, 260 IU vitamin A, 44 IU vitamin D, dan 176 mcg lutein dan zeaxanthin, serta sejumlah kecil vitamin B kompleks.
Sebutir telur besar mengandung 212 mg kolesterol, meskipun tidak sepenuhnya kolesterol yang terkandang ditelur merupakan kolesterol "jahat". Seperti diketahui, ada dua jenis kolesterol yaitu kolesterol "baik" atau high density lipoprotein (HDL) dan kolesterol "jahat" atau low density lipoprotein (LDL). Kolesterol "jahat" dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Jika Anda menyukai telur tetapi tidak ingin tambahan kolesterol, maka Anda hanya perlu makan putih telur dan menyingkirkan kuning telurnya. Sebab putih telur tidak mengandung kolesterol.
Di samping itu, konsumsi telur juga dikaitkan dengan diabetes, namun riset tentang hal ini masih belum menunjukkan hasil yang konsisten. Riset skala besar yang dipublikasi dalam American Journal of Clinical Nutrition tahun 2010 menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok orang dewasa yang memakan telur dengan yang tidak dalam hal peningkatan risiko diabetes tipe 2.