DENPASAR - Penggratisan tarif layanan pesan singkat (SMS) antaroperator seluler diduga menjadi pendorong tingginya angka penipuan. Sebab, dengan bebas biaya kirim, pelanggan seluler secara bebas bisa mengirimkan SMS penipuan ke nomor mana saja, tanpa takut ada kerugian biaya.
"Kalau mengirim SMS dikenakan biaya, orang akan berpikir untuk mengirim SMS, apalagi SMS penipuan itu bersifat untung-untungan," kata General Manager Sales Operation Bali Nusra XL, Dije Yannes, saat menjawab petanyaan dalam peluncuran produk terbaru di Denpasar, Selasa (14/2).
Yannes mengatakan, bulan Juni 2012, pemerintah berencana mengenakan tarif bagi pengiriman SMS. Itu, kata Yannes, sesuai dengan usulan Assosiasi Telepon Seluler Indonsia (ATSI) yang menginginkan pemerintah menetapkan tarif bagi setiap pengiriman SMS.
Perusahaan-perusahaan seluler yang belum banyak pelanggannya, jelas Yannes, menggunakan trik bebas biaya SMS untuk melakukan promosi. Karena itu, lanjutnya, banyak penipuan melalui SMS yang menggunakan nomor telepon seluler yang perusahaan selulernya menggratiskan biaya SMS.
(republika.co.id)