Produsen pesawat asal Prancis, Airbus, menuduh Gedung Putih melakukan praktik yang mengganggu persaingan terbuka dengan membantu Boeing Co memenangkan kontrak pengadaan pesawat dari maskapai Lion Air.
Kepala Penjualan Airbus John Leahy menyatakan, lobi yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama saat memuluskan kesepakatan penjualan Boeing kepada Lion Air menunjukkan ada standar ganda pada persaingan pasar bebas. Protes Airbus disampaikan setelah Lion sepakat membeli 230 unit Boeing senilai USD21,7 miliar (Rp195 triliun) di sela-sela KTT ASEAN di Bali pertengahan November lalu.
Penjualan pesawat sebanyak itu merupakan rekor terbesar bagi Boeing setelah mencatatkan penjualan USD18 miliar kepada Emirates Airlines di bulan yang sama. "Hanya ada satu negara adidaya di dunia dan kami pikir itu bukan Prancis. Itu mungkin diwakili oleh Presiden Obama," ujar Leahy di Washington, Kamis (1/12). Protes yang disampaikan Airbus merupakan kelanjutan dari persaingan kedua raksasa produsen pesawat itu yang sudah berlangsung lama. Sebelumnya keduanya saling melaporkan kepada Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) karena dugaan ada subsidi ilegal pada saat proses produksi.
Bagi Gedung Putih, pengadaan pesawat untuk maskapai Indonesia dianggap sebagai "kemenangan" bersama bagi AS dan konsumen di Asia. Saat menyaksikan penandatanganan kesepakatan tersebut, Obama bahkan menyebut, order pesawat terbesar dalam sejarah Boeing itu akan membantu penciptaan lapangan kerja di AS hingga 110.000 orang. Seperti diberitakan sebelumnya, penandatanganan kesepakatan penjualan Boeing meliputi jenis Boeing 737 MAXs sebanyak 201 unit dan 737-900 ERs sebanyak 29 unit.
"Airbus bisa saja memenangkan kesepakatan ini jika tidak ada intervensi politik," kata Leahy. "Para CEO dan pemilik maskapai penerbangan itu (Lion Air) sebelumnya datang menemui saya di Toulouse dua kali untuk membicarakan pembelian pesawat. Namun, mereka akhirnya mengatakan bahwa dia tidak punya pilihan lain,"tambahnya. Direktur Umum Lion Air Edward Sirait membantah pihaknya telah tunduk pada tekanan AS dalam pembelian tersebut.
" Saya tidak ingin mengomentari masalah itu. Namun, saya bisa katakan bahwa kita melakukan pembelian murni secara komersial dan kami memiliki kemerdekaan dalam melakukannya,"kata Edward.
(Seputar Indonesia)
SUPPORT BY
MENU UTAMA
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Hi there How would you like to earn a 35% commission for each sale for life by selling SEO services Every website owner requires the ...
-
Lelaki buaya darat. hahah Tak semua wanita itu beruntung, bertemu langsung dengan pri...
-
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan ditopang gusi yang juga sehat. Gusi yang sehat berwarna merah muda dan juga te...
-
Banyak suami yang mungkin tidak tahu kalau rejekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri. Memang tidak dapat dilihat secara...
-
Tarif pemeriksaan keamanan kargo barang yang akan ...
-
Seorang pilot pesawat Air India mendudukkan ibunya di kokpit dan menolak menerbangkan pesawat tanpa sang ibu setelah dia gagal mendap...
-
Terdapat beberapa gunung disucikan di berbagai tempat. Hal ini dikarenakan sejarah maupun kepercayaan dari masyarakat sekitar yang mempercay...
-
Ilustrasi Di antara Anda pasti pernah mendengar bahwa seks merupakan olahraga yang dapat membakar kalori. Namun,...
-
1. Rumah Hangus Terbakar Seorang wanita dari Tenesse yang kesal setelah memergoki suaminya tertidur dengan rokok ditangannya masih m...
-
Ilustrasi Seorang pasien wanita berusia 50 tahun lebih datang ke unit gawat darurat dengan keluhan nyeri dada hebat mendadak disertai...