"Jika Anda melihat lingkungan di mana makanan adalah hal yang langka, preferensi orang terhadap ukuran tubuh dalam pasangan potensial ikut berubah. [Preferensi] itu tampak lebih berat dibanding dengan lingkungan di mana ada banyak makanan dan dengan atmosfer yang lebih rileks," jelasnya.
Untuk menyimulasikan situasi peningkatan stres, sekelompok responden pria diposisikan dalam skenario wawancara dan berbicara di hadapan publik dan preferensi BMI mereka dibandingkan dengan grup kendali bebas stres.
Hasilnya mengindikasikan bahwa perubahan dalam "kondisi lingkungan" memicu perubahan preferensi berat badan menjadi lebih menyukai wanita bertubuh lebih berat dan pria menganggap perbedaan ukuran tubuh sebagai sesuatu yang menarik.
Preferensi fleksibel
"Perubahan-perubahan ini relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan lingkungan antarbudaya yang berbeda. Namun, mereka menunjukkan adanya faktor-faktor tertentu yang mungkin bercampur dan menyebabkan perubahan tersebut," kata Dr Tovee.
Riset itu mendukung studi lain yang menunjukkan bahwa persepsi daya tarik fisik berubah dengan tingkat ekonomi dan stres mental terkait dengan gaya hidup.
"Jika Anda mengikuti orang yang pindah dari area minim sumber daya ke area kaya sumber daya, Anda akan menemukan preferensi mereka berubah dalam jangka waktu 18 bulan. Dalam istilah psikologi evolusioner, Anda berusaha menyesuaikan preferensi mereka dengan apa yang berlaku dalam lingkungan tertentu."
Selain itu, para peneliti antusias menekankan bagaimana kondisi lingkungan dapat mengubah persepsi populer akan ukuran tubuh "ideal".
"Preferensi itu bersifat fleksibel. Mengubah media, mengubah gaya hidup Anda, semua itu dapat mengubah ukuran tubuh ideal Anda," kata dia.
Sumber : BBC Indonesia