Penerbangan murah atau low cost/budget airlines dinilai menjadi salah satu faktor utama pendongkrak tingkat hunian hotel di Indonesia. "LCC (Low Cost Carrier) sangat membantu mendorong naiknya tingkat hunian hotel terutama untuk wisatawan nusantara (wisnus)," kata Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Yanti Sukamdani di Jakarta, Jumat (3/8/2012).
Ia mengatakan, penerbangan no frills flight yang kini banyak diterapkan maskapai-maskapai seperti AirAsia dan Citilink, terbukti mampu memobilisasi wisnus dengan efektif.
Banyak wisnus, menurut Yanti, yang semakin teredukasi untuk memilih transportasi udara khususnya LCC daripada transportasi darat, dan itu berdampak pada tingkat hunian hotel yang naik. "Ini sangat membantu penambahan jumlah kamar hotel, apalagi jika penerbangan itu linkage dengan beberapa negara di luar negeri," ucapnya.
PHRI mencatat dampak merebaknya LCC mendorong hotel-hotel bintang 2, bintang 3, dan budget hotel semakin diminati. Sementara tujuan wisata pilihan yang menjadi favorit meliputi Bali, Lombok, Raja Ampat, Yogyakarta, dan Medan. "Untuk hotel bintang 3 dan bintang 4 tetap diminati walaupun tidak sebesar bintang 2-3 dan budget hotel," paparnya.
Selain itu PHRI mencatat kenaikan tingkat hunian hotel untuk wisnus naik 5 persen dan wisman meningkat 3 persen. "Rata-rata tingkat hunian hotel di Indonesia sampai semester I tahun ini mencapai 65 persen dengan tarif kamar yang paling diminati berkisar Rp 500.000 sampai Rp 650.000," katanya.
Yanti mengatakan, penambahan jumlah hotel juga semakin meningkat di wilayah Indonesia Timur, selain itu juga di Medan, Batam, dan Jakarta.