Lou Xiaoying, usianya kini sudah renta, 88 tahun. Pada foto di bawah, terlihat betapa lemahnya kondisi Lou yang terbaring sakit karena gagal ginjal. Toh, ia adalah wanita juru selamat bagi bayi-bayi yang dibuang orang tua tak bertanggung jawab.
"Bayi mungil itu tergeletak di atas tumpukan sampah. Tak lama lagi bakal mati kalau kami tidak segera menyelamatkannya," kenang Lou.
Meskipun usia Lou semakin tua, ia tetap memungut bayi-bayi dari sampah dan merawatnya penuh cinta. Saat ini, masih ada Zhang Qilin (7 tahun) yang dibesarkan Lou dengan bantuan puterinya.
"Walau saya sudah tua, saya tidak bisa membiarkan bayi-bayi yang dibuang dan dibiarkan mati di antara sampah oleh orang tuanya. Anak-anak ini membutuhkan kasih sayang dan perhatian. Mereka merupakan harta paling berharga dalam kehidupan manusia. Saya tak mengerti mengapa ada orang tega membuang bayi yang rapuh?" tanya Lou penuh haru.
Sepertinya, ia bukan saja pahlawan di daerahnya, melainkan juga menjadi teladan bagus bagi kita.
Catatan
Peraturan tersebut juga mengenakan denda bagi penduduk yang melanggar, sekaligus memberi piagam penghargaan dan upah tambahan bagi yang menaati peraturan. Upah bagi penduduk diberikan hingga anak mencapai usia 14 tahun.
Peraturan ini secara tak langsung membatasi kelahiran bayi perempuan. Karena pasangan suami-istri diijinkan memiliki anak kedua bila anak sulung yang lahir ternyata perempuan. Kenyataan ini yang mungkin jadi penyebab banyaknya bayi-bayi perempuan dibuang. Dailymail melansir sekitar ribuan bayi perempuan ditelantarkan hingga mati sejak peraturan tersebut berlaku.
Tindakan ini tentu merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Anehnya, dalam suatu survei di tahun 2008, melaporkan 76% masyarakat mendukung peraturan ini.
Masalah populasi menjadi masalah serius di Cina dan banyak negara lainnya. Namun, kebijakan pemerintah yang menghargai hak asasi seharusnya tidak dikesampingkan begitu saja, bukan?