Direktur Utama Sriwijaya Air Chandra Lee menandatangani kesepakatan kerja sama pengadaan dan penggunaan 12 unit pesawat Boeing 737-800 NG dengan perusahaan penyewaan pesawat (lessor) Cikes. Penandatanganan dilakukan di Hangar II GMF Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng.
Selain itu juga ditandatangani kesepakatan penggunaan 1.000 unit mobil Toyota Avanza. Acara penandatanganan disertai juga dengan pelantikan pilot dan kopilot Sriwijaya Air. Maskapai penerbangan swasta nasional ini juga memperkenalkan layanan terbaru kelas eksekutif untu penumpang Boeing 737-800 NG. Seremonial ditandai dengan penarikan tuas pesawat terbaru oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Harry Bakti S Gumay.
Peremajaan armada pesawat seperti yang dilakukan Sriwijaya Air, menurut Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Harry Bhakti S Gumay, merupakan upaya untuk meningkatkan pelayanan kepada penumpang. Yang pasti pesawat baru lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar serta lebih aman dan nyaman.
Indonesia merupakan pasar yang menjanjikan bagi operator penerbangan. Saat ini dari 240 juta penduduk di Indonesia, per tahunnya baru tercatat 61 juta penumpang pesawat. Pertumbuhan penumpang per tahunnya mencapai 15 persen untuk rute domestik dan 11 persen untuk rute internasional. "Ini menunjukkan adanya peluang besar bagi operator penerbangan," kata Harry.
Meski demikian, meningkatnya jumlah penumpang dan pesawat membuat kapasitas infrastruktur di bandar udara (bandara) serta sarana pendukung lainnya kian terbatas. Bahkan, sejumlah bandara sudah mengalami kelebihan jumlah penumpang yang dilayani, sehingga perlu secepatnya dikembangkan.
"Saya dapat laporan PT Angkasa Pura (AP) I dan II sudah melakukan pengembangan bandara yang dikelolanya untuk memenuhi kapasitas pelayanan yang dibutuhkan," tutur dia.
Pasokan tenaga penerbang saat ini juga menjadi salah satu masalah. Perbandingan antara jumlah pesawat yang didatangkan dan tenaga penerbang tidak seimbang. Karena itu, pemerintah memberikan restu bagi operator penerbangan untuk menggunakan pilot asing. Saat ini, pasokan pilot dari 11 sekolah penerbang hanya memenuhi 40 persen kebutuhan."Pilot lulusan Sekolah Tinggi Penerbang Curug tidak cukup memenuhi kebutuhan," ujarnya.