JIKA keunggulan gol atau adu penalti dijadikan satu-satunya cara untuk menentukan pemenang dalam pertandingan sepak bola, itu salah besar. Dalam kenyataannya, untuk perhelatan akbar sekelas Piala Eropa penentuan pemenang dalam turnamen tersebut pernah ditentukan oleh sebuah koin tua!
Sore itu, 5 Juni 1968, Stadio San Paolo, Naples, disesaki sekitar 68.000 penonton laga semifinal turnamen Piala Eropa ketiga semenjak digulirkan pada 1960. Dalam lapangan, tuan rumah Italia tengah berjuang keras meladeni tantangan dari salah satu raksasa sepak bola Eropa saat itu, Uni Soviet. Berkali-kali pendukung tuan rumah dibuat mengehela nafas dalam laga yang berjalan sengit itu.
Apalagi, ketika Italia hanya bermain dengan 10 orang, setelah playmaker andalannya, Gianni Rivera mengalami cedera di babak pertama. Ketika itu memang regulasi pergantian pemain belum diterapkan, sehingga membuat kondisi tim Italia timpang. Namun, tuan rumah mampu tampil luar biasa, karena dapat memaksa Uni Soviet bermain tanpa gol hingga babak tambahan.
Pada zaman itu sistem adu penalti memang belum dijadikan regulasi resmi dalam permainan sepak bola. Biasanya, ketika pertandingan berlangsung seri hingga 120 menit, penentuan pemenang akan ditentukan dengan babak ulang, playoff atau undian koin. Dalam laga kali ini, kedua belah pihak sepakat memilih pilihan ketiga untuk menyelesaikan pertandingan.
Setelah peluit panjang dibunyikan, wasit asal Jerman Barat, Kurt Tschenscher, kemudian memanggil kedua kapten tim untuk melaksanakan babak penentuan tersebut di ruang ganti. Puluhan ribu penonton pun dibuat tegang karena tak dapat menyaksikan undian itu secara langsung.
"Kami pergi menuju ruang ganti bersama-sama. Ketika itu wasit mengeluarkan sebuah koin tua, dan aku memilih sisi ekor. Dan itu adalah pilihan yang tepat dan Italia melaju ke final," kenang kapten Italia, Giacinto Facchetti yang menjadi saksi undian tersebut seperti dilansir situs resmi UEFA.
"Ketika undian koin itu selesai, Saya langsung naik ke tangga untuk merayakannya. Stadion masih penuh, sekitar 70.000 penonton masih menunggu untuk mendengarkan hasilnya. Selebrasi saya ketika itu adalah untuk menjelaskan kepada mereka bahwa Italia adalah pemenangnya," ungkapnya lagi.
Berkat koin tua itu, Italia lolos ke babak final untuk pertama kalinya dalam 30 tahun semenjak menjuarai Piala Dunia 1934 dan 1938. Tak hanya sampai disitu, tenyata koin itu pun menjadikan Italia kampiun setelah berhasil mengalahkan Yugoslavia 2-0 dalam babak ulangan setelah hanya mampu bermain imbang 1-1 di partai final.
Grazie, vecchia moneta!