Penggunaan teknologi magnet pada gigi palsu kini menjadi salah satu pilihan dalam pengobatan dan estetika gigi yang mulai digemari di Indonesia.
"Penggunaan magnet pada gigi palsu terbukti aman dan mulai banyak digunakan di kota-kota besar di Indonesia," kata Ketua Ikatan Kedokteran Gigi Estetik Indonesia (IKGEI), drg. Rudi Wigianto, pada seminar "Riau Dental Scientific Expo" di Pekanbaru, Riau, Sabtu (26/5/2012).
Penggunaan gigi palsu bermagnet sebenarnya sudah mulai berkembang di Eropa pada tahun 1950-an. Namun, penggunaannya di Indonesia baru mulai diperkenalkan sejak tahun 2011. Gigi palsu bermagnet, lanjutnya, bisa menambah perekatan gigi palsu ke gigi asli yang tersisa dibandingkan teknologi sebelumnya. Penggunaannya bisa dipasang pada gusi dengan "implan" pasak seperti mahkota.
"Dengan begitu, pengguna gigi palsu bermagnet tak perlu lagi menggunakan kawat penyangga dan tak perlu takut gigi palsu tak sengaja tertelan saat tidur," katanya.
Fransiska Sisilia dari Asia Afrika Dental menambahkan penggunaan gigi palsu bermagnet juga aman dan tak mengganggu fungsi alat pengguna alat pacu jantung yang digunakan.
"Gigi palsu bermagnet aman, bahkan radiasi telepon seluler lebih besar dari magnet gigi palsu," katanya.
Magnet gigi palsu juga tidak kasat mata karena tebalnya hanya sekitar 1,1 milimeter (mm) dan diameternya sekitar 4 mm. "Pengguna gigi palsu bermagnet makin banyak. Teknologi ini jadi pilihan terutama di kota-kota besar, seperti Bandung," katanya.