Kabar manajemen Mandala Airlines melakukan rasionalisasi karyawan telah didengar oleh Kementerian Perhubungan. Kementerian meminta agar karyawan yang dikenai PHK bukanlah karyawan yang memegang peran penting dalam operasi penerbangan.
Juru bicara Kementerian Perhubungan, Bambang Supriyadi Ervan, mengatakan, pihaknya merasa prihatin dengan kabar tersebut. Walau demikian, dia berharap bahwa yang dikenai PHK bukanlah orang-orang dengan keahlian tertentu yang dibutuhkan maskapai."Saya dengar-dengar ada kabar itu, tetapi tidak ada laporannya ke Kementerian Perhubungan. Karena itu masalah ketenagakerjaan, jadi urusannya ke Kementerian Tenaga Kerja (Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi)," kata Bambang saat dihubungi, Senin (4/4/2011).
Menurutnya, kalaupun berita itu benar, Mandala sebaiknya tidak memangkas para ahli tersebut karena pada waktu mendatang akan sulit untuk mendapatkannya kembali. "Mereka sangat dibutuhkan karena memiliki kriteria dan sudah disertifikasi, seperti pilot dan teknisi. Sebaiknya bukan mereka yang dirasionalisasi karena Mandala masih memiliki kesempatan untuk terbang lagi," tandasnya.
Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo, mengatakan bahwa bila memang karyawan Mandala tinggal 200 orang, maka mereka masih mungkin terbang melayani penumpang. "Yang saya tahu mereka masih tetap dikaryakan walaupun pendapatannya sudah terpotong. Yang penting adalah personal yang mengurusi penerbangan dan keselamatan ada. Saya yakin Mandala masih bisa terbang. Katanya medium Mei mendatang akan terbang kembali," tandasnya.
Dudi juga berpendapat bahwa Mandala bisa kembali terbang dengan menggarap rute-rute yang selama ini masih ramai, seperti Jakarta-Bali, Jakarta-Surabaya, dan Jakarta-Medan. Rute itu menurutnya masih bisa menguntungkan bagi maskapai tersebut.
(Kompas.com)