Benteng Ujung Pandang (Fort Rotterdam) adalah benteng tua kolonial Belanda di Makassar, menghadap ke pelabuhan. Ini merupakan salah satu obyek wisata utama di Makassar. Benteng dibangun oleh Belanda saat mempertahankan diri sekitar tahun 1667 tetapi struktur pertama benteng dibangun pada tahun 1545 oleh Raja Tunipalangga dengan bangunan sederhana berupa dinding yang terbuet dari tanah. Laksamana Cornelis Speelman sependapat pada tahun 1667 dan menamai benteng ini seperti nama kota kelahirannya, Rotterdam. Tidak lama kemudian benteng ini dibangun kembali dengan tinggi 6 meter dan tebal dinding 2 meter, yang di dalamnya terdapat perumahan Belanda dan gereja. Benteng ini menjadi pusat kekuasaan kolonial Belanda di Pulau Sulawesi. Fort Rotterdam memiliki fungsi sebagai benteng pertahanan Belanda sampai 1937. Pada 1970-an benteng ini dikembalikan dan di ganti namanya menjadi Fort (Benteng) Ujung Pandang, Benteng ini merupakan salah satu bangunan Belanda yang dipelihara dengan baik di Indonesia.
Benteng ini terdiri dari lima menara, empat menara berada di setiap sudutnya dan satu di pintu masuk utama. Di dalamnya terdapat tiga belas bangunan, sebelas dibuat oleh Belanda dan dua dibangun oleh Jepang. Bangunan tertua ini dibangun pada tahun 1686 dan laksamana menyetujui bagian benteng ini disebut rumah Speelman, meskipun ia tidak pernah benar-benar tinggal di rumah itu. Rumah itu digunakan oleh gubernur Belanda hingga pertengahan abad ke 19. Namun sekarang bangunan benteng ini menjadi sebuah museum,dan struktur lain digunakan sebagai tempat tidur bagi petugas, penjara atau gudang. Salah satu pemimpin perang Jawa (1825-1830), Pahlawan Nasional Indonesia Pangeran Diponegoro, dipenjarakan di sini selama 26 tahun sampai wafat pada tahun 1855.
Benteng ini buka setiap hari dari pukul 08:00 sampai jam 18:00. Tiket masuk gratis namun ada dana sumbangan sekitar, Rp. 10.000 namun untuk Museumnya hanya dibuka Selasa sampai Minggu di pagi hari dari jam 08:00 sampai 12:30 dengan tiket masuk sekitar Rp 7500