Pasukan keamanan Malaysia akhir pekan lalu memburu para pendukung Kesultanan Sulu di wilayah komunitas Filipina di Kota Sandakan, sebelah timur Negara Bagian Sabah, Malaysia.
Dalam peristiwa itu sejumlah warga Filipina mengaku dianiaya dan diperlakukan layaknya binatang.
"Mereka menyeret semua lelaki keluar rumah lalu menendangi dan memukuli mereka," kata seorang perempuan bernama Amira Taradji, 32 tahun seperti dilansir dari Inquirer, Selasa (12/3). Taradji tinggal di Sandakan, Sabah.
Menurut Taradji, sejumlah polisi Malaysia menyuruh lelaki Filipina berlari sekencang mungkin dan menembak mereka.
Dalam peristiwa itu dia mengaku kakak laki-lakinya, Jumadil, juga dibunuh oleh polisi Malaysia.
Taradji merupakan warga asal Calinan di Kota Davao City. Dia adalah salah satu dari 400 warga Filipina yang mengungsi ke beberapa kota seperti Lahad Datu, Semporna, Tawau, dan Kunak, di Sabah ketika konflik antara pasukan kemanan Malaysia dan tentara Sulu mulai merebak pekan lalu.
Taradji juga melaporkan sejumlah laki-laki Filipina ditangkap polisi Malaysia di Tawau dan Kunak. Menurut pengakuan dari temannya, beberapa warga Filipina yang ditahan dan memperlihatkan bukti imigrasi juga ditembak mati polisi Malaysia.
"Mereka tidak sempat masuk penjara karena ditembak mati lebih dulu," kata dia.
Tak hanya sebatas itu penganiayaan yang dilakukan polisi Malaysia. Taradji menyebut warga Filipina yang ditahan juga tidak diberi makan.
Taradji mengaku dia telah tinggal di Sandakan sejak berumur enam tahun dan mempunyai kartu identitas warga Malaysia dan penghuni tetap.
Meski semua keluarganya mempunya kartu yang sama, mereka terpaksa harus mengungsi ketika polisi Malaysia melakukan penyisiran sejak Minggu malam.
Dari kejauhan dia melihat warga Filipina yang ditangkap polisi Malaysia itu disiksa dan dianiaya.
Carla Manlaw, 47 tahun, mengakui hal yang sama. Dia menuturkan polisi Malaysia telah menganiaya dan membunuh sejumlah warga Filipina sehingga mereka takut dan dia terpaksa mengungsi ke Bongao di provinsi Tawi-Tawi, Filipina.
Wali Kota Jolo, Sulu, Hussin Amin, mengatakan penganiayaan polisi Malaysia terhadap warga Filipina di Sabah cukup mengenaskan dan pemerintah Filipina harus mengambil tindakan.
Dia mengaku telah berbicara dengan banyak pengungsi dan cerita mereka semua sama: tentara Malaysia dan polisinya tidak membedakan imigran ilegal dan pemegang kartu identitas warga Malaysia.
"Tentara dan polisi Malaysia menyerang rumah-rumah penduduk. Kaum laki-laki disuruh lari dan mereka ditembak. Mereka yang menolak dipukuli hingga babak belur. Warga Filipina yang dipenjara juga dibunuh," kata Amin melalui telepon akhir pekan lalu.
Taradji dan Manlawa mengatakan warga Filipina yang mengungsi ke Filipina kini menghadapi masalah baru setelah mereka sudah berpuluh tahun tinggal di Malaysia. Mereka tidak tahu bagaimana bertahan hidup di tempat yang baru.
"Tak seperti di Sabah, kami punya pekerjaan di sana. Di sini kami tak punya masa depan," kata Manlaw.
Sumber: merdeka.com
MENU UTAMA
Total Tayangan Halaman
285532
Entri Populer
-
Pemerintah akan menyuntikkan dana sekitar Rp5,1 triliun untuk menyehatkan BUMN strategis di bidang penerbangan, PT Dirgantara Indonesi...
-
Fenomena aneh terjadi di Kota Michigan, Amerika Serikat pada petang menjelang malam. Awan-awan di kota tersebut berbentuk sep...
-
Just checked your website and it could really use a boost If you ever need Google updates free whitehat SEO plans, we are the right team...
-
1. Menuntut keluarga yang ideal dan sempurna Sebelum menikah, seorang wanita membayangkan pernikahan yang begitu indah, kehidupan yang sang...
-
Sebuah buku mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa Kelas VI SD, yang di ...
-
Tahukah Anda, konon tidak ada kursi penumpang di pesawat terbang yang bernomor 13 di dunia ini? Meski banyak yang tidak percaya, namun ...
-
VIVAnews - Saat jerawat mengempis, tanda kemerahan bisa saja muncul. Tanda ini biasanya akan hilang dengan...
-
RENUVES Kemasan : Botol 0,3 g x 150 kapsul POM : POM SL 061-300-281 Distributor : Rp. 472.000 / 429 BV Konsumen: Rp. 543.000 Mengatasi kek...
-
Para calon penumpang pesawat, nanti bisa melakukan check-in dan membeli tiket di Stasiun Kereta Api Manggarai. Inni seiring dengan rencana...
-
Tidur setelah sahur memang tidak haram. Namun, dari sisi ilmu gizi dan kesehatan tidur setelah makan sangat tidak dianjurkan bahkan d...