Rencana membuat Bandara Halim Perdanakusuma di Jakarta Timur menjadi bandara untuk penerbangan reguler segera terwujud. Menurut General Manager PT Angkasa Pura II untuk Bandara Halim Perdanakusuma, Chrishadianto, mulai bulan depan bandara sudah siap digunakan.
"Kita ada program revitalisasi terminal yang akan selesai bulan Desember 2013. Tapi kalau untuk digunakan penerbangan reguler, bulan Oktober–November kita sudah siap," ujarnya di Jakarta, Kamis (19/9/2013).
Menurut Chris, untuk tahap pertama bandara hanya bisa melayani tiga penerbangan reguler per jam. Hal ini terkait dengan kapasitas ruang tunggu keberangkatan yang masih terbatas. Bandara ini akan dioperasikan selama 16 jam perhari sehingga tiap hari akan bisa melayani 48 kali penerbangan reguler per hari. Selain penerbangan reguler, bandara juga melayani penerbangan carter dan penerbangan VVIP.
Penerbangan reguler ini untuk sementara akan dikhususkan untuk rute domestik. Maskapai yang sudah mengajukan diri untuk memakainya adalah Garuda, Citilink, Lion, Merpati dan Indonesia AirAsia. "Mandala belum kirim surat, tapi sudah bertemu dengan saya," ujar Chris.
Keputusan maskapai mana yang akan bisa memakainya, ada di tangan Ditjen Perhubungan Udara dan PT Angkasa Pura II.
Terkait proyek revitalisasi, pada tahun ini PT AP II menganggarkan dana sebesar Rp 6,7 miliar. Dana sebesar itu untuk merevitalisasi terminal sehingga kapasitasnya mampu menampung 1,2-1,5 juta pergerakan penumpang per tahun.
Untuk jangka panjang, perkantoran yang menempati ruang terminal juga akan dipindahkan. Parkir kendaraan akan diatur pergerakannya. Dan untuk apron juga akan dipisahkan antara pesawat penerbangan reguler dan pesawat carter. "Pihak Damri juga sudah menemui saya. Pokoknya kalau penerbangan regulernya jalan, Damri akan masuk," ujar Chris lagi.
Terkait rencana pengembangan Bandara Halim ini, Wali Kota Jakarta Timur HR Krisdianto siap melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengatasi kemacetan. "Tentu nanti ada rekayasa lalu lintas. Akan dilakukan antara Dinas Perhubungan dan kepolisian. Pasti ada kemacetan dan kerepotan. Tapi Insya Allah itu sudah dipikirkan," ujarnya.
Menurut Krisdianto, pihaknya juga sudah memikirkan pembuatan jalan baru. Namun semua keputusan terkait hal tersebut ada di Pemerintah Pusat dan manajemen PT Angkasa Pura II.
"Pemprov senang kalau Bandara Halim jadi beroperasi karena akan membawa dampak perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Misalnya lapangan kerja baru, minimal untuk parkir dan cleaning service. Tapi memang harus dipikirkan dampak negatifnya seperti kemacetan itu," ujarnya.