Sebuah studi berskala kecil menunjukkan lari mundur dapat mencegah orang terkena ataupun membantu orang untuk sembuh dari cedera, memperbaiki keseimbangan, bahkan bisa membakar kalori dua kali lebih banyak.
Berlari dengan cara mundur mungkin pernah dilakukan oleh setiap orang. Namun biasanya, ini tidak dilakukan dengan serius. Memang, berlari mundur memberikan dampak berbeda pada tubuh.
Para peneliti yang mengamati pelari berlari menyimpulkan bahwa berlari maju membuat kaki bagian belakang menolak tanah untuk membuat hentakan maju. Sebaliknya ketika berlari mundur, bagian kaki yang menolak adalah bagian depan. Hal ini berarti pelari mundur berlari lebih lembut.
Selain itu, cara berlari ini lebih disarankan untuk yang mengalami masalah lutut karena ternyata lari mundur dapat memberikan dampak lebih baik pada lutut.
Para peneliti juga mengatakan, dengan kecepatan yang sama, lari mundur dapat membakar kalori lebih banyak daripada berlari maju. Hal tersebut karena saat berlari mundur kita mengeluarkan energi 30 persen lebih banyak.
Studi menunjukkan wanita pelari yang lari mundur selama 15-45 menit, tiga kali seminggu selama enam minggu, mengalami penurunan berat badan sebanyak 2,5 persen dari berat tubuhnya. Dengan catatan, mereka tidak melakukan olahraga lain selama pendataan.
Lari mundur juga dapat membantu keseimbangan lebih baik. Penderita parkinson yang diberikan latihan jalan mundur dilaporkan kembali mendapatkan keseimbangan tubuh mereka.
Meskipun demikian, lari mundur dapat menyebabkan kelelahan otot sehingga para peneliti menyarankan untuk menjadikan lari mundur sebagai variasi olahraga, dan tidak dilakukan sebagai latihan utama.