Bocah 3 tahun diusir keluar dari sebuah pesawat dengan rute penerbangan Alaska-Seattle, Amerika Serikat. Penyebabnya, anak laki-laki ini tidak mengencangkan sabuk pengamannya ketika pesawat hendak lepas landas.
Ayah sang bocah, Mark Yanchak, mengakui putranya, Daniel, sedikit rewel ketika pesawat hendak lepas landas di Bandara Internasional Sea-Tac, Alaska. Menurut Mark, putranya itu ingin duduk di pangkuannya, namun dia memintanya untuk tetap duduk di kursinya sendiri.
"Saya mulai mendudukkannya di kursinya. Saya mengencangkan sabuk pengamannya. Tapi kemudian dia rewel, berusaha untuk duduk di dekat saya, jadi sabuk pengamannya memang belum benar-benar dikencangkan," tutur Mark, seperti dilansir oleh Daily Mail, Jumat (1/6/2012).
Demi menenangkan Daniel, sang ibunda yang berada di kelas satu bersama si bungsu dan neneknya, harus turun langsung dengan memberikan empeng dan air susu untuknya. Ketika Daniel sudah mulai tenang, ternyata pilot sudah memutar kembali pesawat ke gerbang atau tidak jadi lepas landas.
Beberapa saat kemudian, datang salah satu awak pesawat dan memberitahu Mark bahwa dirinya dan Daniel harus keluar dari pesawat. Parahnya, awak tersebut tidak menjelaskan alasan mereka diminta keluar dari pesawat.
"Saya berkata, "Apakah kami harus keluar?" Saya bilang, "Dia tidak apa-apa. Dia sudah tenang. Apakah kami masih harus keluar?" kata Mark yang merasa dipermalukan di depan penumpang lainnya.
Secara terpisah, istri Mark, Svetlana mengaku kecewa dengan perlakuan ini. Dia merasa keluarganya diperlakukan seperti seorang penjahat.
Sementara itu pihak maskapai Alaska menuturkan, pihaknya telah memperingatkan Mark sebanyak 4 kali agar putranya mengencangkan sabuk pengaman di kursinya. Namun awak pesawat justru melihat Daniel sedang berbaring di kursinya dengan tali sabuk pengaman yang menjerat lehernya.
Akhirnya, pilot pun memutuskan kembali ke tempat parkir dan meminta Mark dan putranya untuk keluar dari pesawat. Pihak maskapai Alaska menegaskan, persoalan insiden ini adalah keselamatan penumpang dan pilot memilih untuk mengambi keputusan selagi masih di daratan daripada sudah mengudara.
Pihak maskapai telah menawarkan Mark dan keluarganya untuk ikut penerbangan lainnya, namun Mark menolak. Dia bahkan menyatakan, tidak akan menggunakan jasa maskapai Alaska lagi.
(detikNews)
MENU UTAMA
Total Tayangan Halaman
Entri Populer
-
Banyak suami yang mungkin tidak tahu kalau rejekinya dengan izin Allah mengalir lancar atas peran istri. Memang tidak dapat dilihat secara...
-
ilustrasi Abuja: Seorang pria Nigeria meninggal dunia setelah dipaksa bercinta oleh keenam istrinya. Media Post Daily mewartakan baru-...
-
Hi there How would you like to earn a 35% commission for each sale for life by selling SEO services Every website owner requires the ...
-
Belilah tiket jauh-jauh hari sebelum anda melakukan perjalanan. Membeli tiket dengan mendadak biasanya sulit untuk mendapat tiket yang mu...
-
Karena sakit hati wanita ini nekat membunuh mantan kekasihnya dengan cara memotong penis yang kemudaian penis tersebut dibuang kedal...
-
Para Pemain Manchester City merayakan gol Sergio Aguero (Foto: Daylife) MANCHESTER - Manchester City ...
-
Bumi kita sebetulnya sangat indah. Namun kurang terawat saja oleh kita, banyak tempat temp...
-
Fabian Januarius Kuwado Warga Tanah Merah, Koja, Jakarta Utara menggunakan hak pilihnya, ...
-
Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih, bercahaya, dan ditopang gusi yang juga sehat. Gusi yang sehat berwarna merah muda dan juga te...
-
Anda berencana ingin mencoba kelas satu pesawat superjumbo A380 deng...