Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha enggan menanggapi kicauan penasihat PM Australia, Mark Textor. Dalam tweet-nya, Textor menyebut Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an.
"Itu terlalu naif ya, saya tidak berkomentar soal itu," tegas Julian saat ditemui di Bina Graha, Jakarta, Kamis (21/11).
Saat ditekankan bahwa tak hanya Marty, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga disindir pria yang juga Juru Bicara Partai Liberal, Julian mengaku tak tahu konteks yang dimaksud Textor dalam Twitter miliknya.
"Saya tidak mengerti itu, saya tidak mendengar itu, saya tidak tahu konteks yang dimaksud, siapa yang berbicara, apakah itu penting untuk ditanggapi?" lanjut Julian.
Julian menilai, tanggapan dari seorang politikus tidak perlu mendapatkan tanggapan berlebihan dari pemerintah. Apalagi, pernyataan yang diungkapnya melalui situs jejaring sosial tidak jelas.
"Saya kira itu tidak penting untuk ditanggapi. Kalau begitu kan sama saja dengan kita menanggapi terhadap hal-hal yang tidak jelas ya. Out of the context, di luar konteks," pungkasnya.
Sebelumnya, dalam akun Twitternya @markatextor, Textor menyebut Marty mirip bintang porno.
"Australia diminta memohon maaf oleh sosok mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an," kata kicauan Textor, seperti dilansir theage.com, Rabu (20/11).
Dalam kicauannya selanjutnya, Textor juga dengan kasar menyebut barangkali Presiden SBY menggunakan kalender super kuno sebab baru mengetahui dirinya disadap oleh Australia.
Namun, Textor akhirnya membantah tweet-nya soal pejabat Indonesia mirip bintang porno Filipina tahun 1970-an mengacu kepada sosok tertentu. Dalam kicauan terbarunya, Kamis (21/11), Textor minta maaf.
"Maaf untuk sahabat Indonesia," tulis Textor dengan menyebut bahwa isunya menjadi ramai karena media di Indonesia.
Ketika publik menyebut bahwa sosok yang dimaksudnya adalah Menlu Marty Natalegawa , Textor mengaku tidak bisa menghalangi. Dia juga membantah sudah menghapus kicauannya di Twitter.
Sumber: merdeka.com